Home Gaya Hidup Kawasan Konservasi Di Sumsel juga Terbakar

Kawasan Konservasi Di Sumsel juga Terbakar

 

Palembang, Gatra.com - Kebakaran lahan yang melanda di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya terjadi di lahan yang terbeban izin konsesi perusahaan, namun juga di kawasan konservasi (fungsi perlindungan).

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyatakan titik api (hotspot) juga muncul di lahan konservasi pada tahun ini. Hotspot paling banyak berada di Suaka Marga (SM) Padang Sugihan. Kepala BKSDA Sumsel, German S Hasibuan menyatakan, beberapa kebakaran (hotspot) telah terjadi di lahan konservasi seperti, SM Padang Sugihan, SM Dangku Kabupaten Musi Banyuasin, SM Isau-Isau di Kabupaten Lahat dan SM Gunung Raya, di Kabupaten OKU Selatan.

“Paling banyak lahan yang terbakar itu, SM Padang Sugihan, kira-kira paling luas dibandingkan kawasan lainnya. Untuk data keseluruhan yang terbakar, akan saya update lagi besok,”katanya dihubungi Gatra.com, Selasa malam (5/9).

Kawasan SM Padang Sugihan, diakui German memang menjadi perhatian, mengingat kawasan tersebut berstuktur lahan gambut yang akan sulit dipadamkan saat terbakar. Sampai dengan September ini, pihaknya menyatakan masih mampu mengantisipasi titik api yang terjadi di kawasan konservasi. “Kita khawatir di SM Padang Sugihan, karena tanah gambut. Sedangkan di lahan konservasi lain berupa tanah mineral, dan jika terjadi titik api, proses penanggulangan yang bisa lebih cepat dibandingkan lahan gambut di SM Padang Sugihan,” terang dia.

BKSDA juga menyatakan sudah membangun posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan di kawasan konservasi. Sampai dengan September yang menjadi puncak kemarau ini, kebakaran (hotspot) masih terkendali dan bisa diatasi oleh petugas yang berada di posko.

baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/443374/ekonomi/walhi-lahan-konsesi-15-hti-39-perkebunan-terbakar-di-sumsel

Mengenai keberadaan satwa yang berada di kawasan konservasi, German mengatakan belum banyak berpengaruh. Kebakaran (hotspot) yang terjadi masi berada di tepian kawaan konservasi, sedangkan satwa lebih banyak berada di daerah dalam kawasan karena berupa tegakkan pohon hutan. “Bisa dikatakan yang terbakar itu, hutan tapi bukan hutan lagi yang dipinggiran saja,” ucapnya.

BKSDA menyatakan kebakaran (hotspot) pada tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun 2015 akibat adanya proses pembahasan di kawasan.

 

 

 

 

261