Home Milenial Kontestasi Rektor Unja, Ada Isu Bukan Putra Daerah

Kontestasi Rektor Unja, Ada Isu Bukan Putra Daerah

Jambi, Gatra.com – Rektor Universitas Jambi (Unja) akhirnya angkat bicara terkait sejumlah isu yang menerpa terkait pencalonan kembali dirinya dalam kontestasi pemilihan rektor. Johni merasa sejumlah isu ini memang sengaja diembuskan salah satunya soal dirinya yang dikatakan bukan putra daerah.

"Kalau saya pikir sejauh ini lancar-lancar saja, jika ada riak-riak itu biasa saja. Ibaratnya kalau di Unja, suksesi pemilihan rektor ini untuk mencari orang nomor satu, jadi wajarlah ada keinginan untuk mencapai karier itu," kata Rektor Universitas Jambi, Prof. Johni Najwan kepada Gatra.com, Rabu siang (11/9).

Dia menjelaskan, sah-sah saja bila ada keinginan dari pihak lain untuk maju, menurutnya, minimal ada 4 calon dari Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 21 Tahun 2018.

"Saya memang sangat berharap kawan-kawan itu berkompetisi, tapi mari secara objektif dan tidak saling menyerang, apalagi kampanye hitam dan kampanye negatif. Jadi kampanye hitam dan kampanye negatif itu berbeda, kalau kampanye hitam itu tidak pernah ada tapi buat seolah-olah ada, fitnah itu. Kampanye negatif itu benar adanya tapi seharusnya juga, hal itu tidak perlu diangkat," ujarnya.

Johni melanjutkan, beragam isu yang menerpa dirinya salah satunya adalah bukan putra daerah, tetapi menurutnya, ia sudah masuk ke Jambi sejak tahun 1981.

"Saya hanya kuliah lebih kurang lima tahun di Malaysia ditawarkan perumahan residen oleh Kerajaan Malaysia karena saya Doktor, dan di rumah saya itu orang Jambi, artinya anak-anak saya orang Jambi," katanya.

Walaupun ia bukan putra daerah, menurutnya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2008 tegas penghapusan diskriminasi ras dan etnis tegas menyatakan dalam konsideransnya bahwa daerah kelahiran, orang tua, etnis adalah hak tuhan.

"Kalau tahu saya akan berkarier di Jambi, saya akan minta lahir di sini, tapi kan tak bisa karena Allah yang menentukan. Jadi kalau ada yang mempersoalkan saya bukan putra daerah mau jadi Rektor, berarti belum tahu UU Nomor 40 Tahun 2008, itu menurut saya," ujarnya.

Apakah ia merasa isu ini sengaja diembuskan kala kontestasi pemilihan Rektor? Johni membenarkan hal tersebut, dari semua sisi dia diserang.

"Salah satu isunya begini, sudah saatnya Unja di pimpin putra daerah, sedangkan Presiden mau mendatangkan rektor dari asing kok, jadi macam-macamlah. Artinya semua sisi diserang," ucapnya.

Reporter: Muhammad Fayzal

448