Home Gaya Hidup Anggota DPD Riau Desak Jokowi Tangani Kabut Asap

Anggota DPD Riau Desak Jokowi Tangani Kabut Asap

Jakarta, Gatra.com - Anggota terpilih DPD RI provinsi Riau periode 2019-2024, Edwin Pratama Putra mendesak presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun langsung melihat kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Edwin mengungkapkan, ini adalah karhutla terparah dari tahun 2014 dan 2015 yang lalu.

"Saya mewakili aspirasi masyarakat Riau berharap, presiden turun langsung ke sana karena dari data yang kita dapat, sudah 280 ribu orang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Maka, kita meminta presiden turun langsung, agar seluruh kekuatan dan sumber daya yang ada bisa dimaksimalkan oleh presiden sebagai orang yang paling bertanggung jawab dan memiliki kuasa di negara ini," katanya usai diskusi publik Voxpol Center di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9).

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK), Siti Nurbaya sempat datang melihat kondisi kabut asap yang mengakibatkan udara buruk dan jarak pandang hanya sebatas 50-100 meter. Namun, Edwin merasa hal itu masih kurang karena warga Riau mulai hilang harapan dan membutuhkan semangat kenegarawanan dari Jokowi.

Diketahui, kabut asap terpantau menyelimuti Riau sejak akhir Juli dan makin pekat pada awal September. "Levelnya ini sudah membahayakan. Tadi, saya baru dapat informasi kalau penerbangan telah dialihkan ke Batam dan Sumatera Barat," ujarnya.

Karhutla ini terjadi akibat dari pembakaran lahan, baik oleh perorangan maupun pihak penguasaan lahan dari swasta yang terlalu besar. Sehingga, mereka tidak bisa memelihara lahannya tersebut. Ada sekitar 1,2 juta hektar kebun ilegal di Riau dan hampir semuanya itu adalah kelapa sawit.

Edwin berharap, kasus ini bisa menjadi evalusi pemerintah untuk mencabut izin mereka. Masalah ini harus menjadi perhatian pemerintah pusat karena sudah kewenangannya. "Pihak yang menyebabkan karhutla rata-rata dari korporasi. Kalau pun perorangan pun biasanya mengaku disuruh oleh korporat tertentu untuk melakukan cuci tangan," pungkas Edwin.

340