Home Milenial Aliansi Gerakan 17 September Desak Kapolda Riau Dicopot

Aliansi Gerakan 17 September Desak Kapolda Riau Dicopot

Pekanbaru, Gatra.com - Selain ke Kantor Gubernur Riau, Selasa (17/9) sore, mahasiswa juga menggelar aksi unjuk rasa di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau di kawasan jalan Sudirman, persis di seberang kantor Gubernur Riau.

Kalau di Kantor Gubernur Riau yang menggelar aksi unjuk rasa adalah mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak), di Mapolda Riau justru gabungan dari 3 Universitas; Universitas Riau, Abdurrab dan Politeknik Caltex Riau (PCR). Massa aksi ini menamakan diri "Aliansi Gerakan 17 September".

Adithya Budi Prayogo dalam orasinya meminta supaya Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo dicopot dari jabatannya.

"Sudah 23 tahun kita masyarakat Riau terus diasapi. Akibatnya sekarang ini kita sudah punya 3 musim; musim hujan, kemarau dan musim asap," katanya.

Gara-gara kelamaan kena asap itulah kemudian 3 Kampus kata Adithya sepakat Kapolda Riau tidak becus mengurusi kabut asap.

"Ayahanda dan ibunda kami yang ada di polisi sana enak, nyaman di ruangan AC. Kami di sini masyarakat sangat sesak asap. Kami tak punya ruangan nyaman. Sekali lagi kami minta temui kami. Dan kami mendesak Kapolda Riau dicopot," pintanya.

Ribuan massa tadi mulai memaksa masuk ke Mapolda Riau. Kericuhan mulai tak terelakkan. Aksi dorong terus terjadi. Polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa. Tapi bukannya bubar, massa malah semakin tersulut dan memaksa masuk.

Lama kelamaan, aksi saling dorong membikin gerbang Mapolda Riau jebol dan rusak. Selain gerbang, pagar pembatas taman yang berada di depan Mapolda Riau juga rusak dan bertumbangan.

Akibat kericuhan ini, kabarnya 7 polisi mengalami luka-luka. Sementara dari mahasiswa belum diketahui berapa orang yang menjadi korban.

359