Jakarta, Gatra.com - Staf Khusus Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Komunikasi Publik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Suparto mengatakan saat ini sumberdaya guru di Indonesia masih memiliki tingkat pengetahuan teknologi yang rendah. Dalam konteks digital, Guru di Indonesia masih berada di belakang sang siswa.

“Fenomena tersebut dianggap sebagai fenomena unik dimana sang siswa justru lebih handal dalam bidang teknologi. Karena kan umumnya guru-guru kita itu berasal dari ‘Digital Imigrant’, sedangkan kalau siswanya sudah ‘Digital Native’,” kata Suparto dalam keterangan persnya di acara ‘Embbeding Artificial Intelegence’, Hotel Holiday Inn Gajah Mada, Jakarta, Rabu (18/9). 

Suparto menyebut untuk guru, teknologi digital masih perlu dipelajari. Sedangkan siswa itu sudah mendapatkan keahlian teknologi dengan sendirinya. 

“Anak yang belum bisa baca saja sudah mempunyai kemampuan mengoperasikan HP” katanya.

Staf khusus Mendikbud ini juga mengatakan Kementerian akan mencoba mendorong guru agar makin bisa memberikan pengajaran berbasis teknologi kedepan. Guru harus punya visi kedepan mengingat teknologi dan kompetensi siswa makin naik tiap tahunnya. 

Suparto menilai para guru harus mau masuk ke dalam dunia anak, jangan sebaliknya anak yang masuk ke dunia gurunya.

“Sekarang misalnya, guru lulusan 2010 kompetensi yang didapatkan itu kan dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal guru harus siapkan generasi masa depan. Tapi saat ini kompetensi yang dipunyai guru masih tertinggal. Ini makanya kita harus bentuk visi guru kedepan, seolah dipersiapkan hingga tahun 2050 nanti agar mereka terbuka dengan teknologi,” kata Suparto.