Home Politik Perempuan dan Balita Jadi Korban Kasus Baku Tembak di Papua

Perempuan dan Balita Jadi Korban Kasus Baku Tembak di Papua

Jakarta, Gatra.com - Baku tembak dikabarkan kembali terjadi antara Satgas Gakkum Gabungan TNI-Polri dengan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dari kelompok Militer Murib di Kampung Olenki, Ilaga, Kab. Puncak pada Selasa (17/9).

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Cendrawasih XVII, Letkol CPL Eko Daryanto menuturkan, kontak tembak bermula saat KSB mulai menembak secara sporadis ke arah tim gabungan.

Posisi kelompok itu di sebuah honai berada di dekat sungai. Balasan tim satgas mengakibatkan kelompok KSB melarikan diri berpencar ke arah hutan sambil terus menembak secara sporadis.

Setelah kontak tembak selesai, ditemukan tujuh orang warga ditemukan dalam kondisi luka tembak. Tim gabungan bersama masyarakat kemudian melakukan evakuasi korban ke Puskesmas Ilaga untuk menerima perawatan medis. Dari 7 orang, 3 orang meninggal dunia, dan 4 orang terluka.

Tiga orang meninggal dunia tersebut diantaranya ada seorang balita. "Tiga (3) orang masyarakat dinyatakan meninggal dunia. Korban atas nama Tekiman Wonda (laki-laki/ 33 thn); Edison Mom (laki-laki/remaja); Rudi Mom (laki-laki/ balita)," kata Eko saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis (19/9).

Sedangkan untuk empat orang korban luka tembak keseluruhan adalah perempuan. Mereka adalah nama Topina Mom (perempuan/ 36 thn); Ny Tabuni (perempuan/ 37 thn ); Ny Herina Kinal (perempuan/ 32 thn); Yefrina Mom (perempuan / 16 thn ).

Eko menyampaikan, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, akan berkoordinasi dengan Kapolda Papua untuk membentuk tim guna melakukan investigasi terhadap insiden itu.

Eko mengatakan, Kodam XVII/Cenderawasih melalui Pangdam turut mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak berspekulasi dan terpengaruh informasi sepihak dari kelompok OPM.

"Kodam XVII/Cenderawasih tidak henti-hentinya mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk menjaga kondusifitas demi tercapainya kedamaian di Tanah Papua," kata Eko.

169