Home Ekonomi Ekonom Sebut Ini Alasan Insentif Kurang Nendang

Ekonom Sebut Ini Alasan Insentif Kurang Nendang

Jakarta, Gatra.com- Pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang pesimis, insentif fiskal belum mampu mendorong pelaku usaha untuk berkembang. Hal ini ditanggapi Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal.
 
Fitra menuturkan, insentif hanya bermanfaat mendorong sisi permintaan, bukan penyediaan. "Enggak ada yang salah, pemerintah sudah melakukan sesuatu dari sisi kebijakan fiskal mapupun moneter. Namun, masalahnya sekarang dari supply side," ujarnya dalam setelah menghadiri IKF VIII 2019 bertemakan "Capital Culture: Entering New Era of Culture with New Capital Mindset", di Jakarta, Kamis (26/9).
 
Ia berpandangan, dari sisi permintaan, tidak ada permasalahan karena indikator kemiskinan dan pengangguran sudah menjadi titik terendah sepanjang sejarah. 
"Artinya, enggak ada masalah dari sisi demand. Tapi, dari sisi supply, ada deindustrualisasi dan konstribusi terhadap GDP (Gross Domestic Product) yang terus menurun. Nah, ini berarti kan ada masalah di sisi supply," ucapnya. 
 
Untuk mengatasinya, Fithra mengatakan, diperlukan pembenahan, khususnya berfokus pada regulasi dan deregulasi.  Penyelesaian utamanya mengenai bagaimana membangun industri dan merevitalisasi dari sisi supply.
 
Sebelumnya, Menkeu sempat menagih kinerja pelaku usaha di sektor properti untuk menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 10%-15%. "Kita ngasih insentif tetapi persoalannya ada di hal lain. Jadi, sebanyak apapun kita memberikan insentif, ini tidak akan berjalan dengan baik,"  katanya dalam Rakornas Bidang Properti Kamar Dagang dan Industi Indonesia 2019 bertemakan "Keselarasan Regulasi dan Insentif bagi Industri Properti Guna Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi", di Jakarta, Rabu (18/9).
66