Home Kesehatan Cegah HIV, Kadinkes: Banyuwangi Bukan Wisata Malam

Cegah HIV, Kadinkes: Banyuwangi Bukan Wisata Malam

Banyuwangi, Gatra.com - Kota Banyuwangi dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi, baik oleh wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Sayangnya, kasus HIV AIDS di wilayah ini juga terpantau cukup tinggi.

Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Banyuwangi mencatat pada 2017 ada sebanyak 3.206 orang yang menderita penyakit HIV AIDS. Melihat hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Wiji Lestariono berusaha untuk terus menemukan penyintas HIV.

Menurutnya, prevalensi HIV yang tinggi ini, atau berada pada peringkat ketiga di Jawa Timur memang menjadi suatu keprihatinan. Akan tetapi, bisa juga dilihat sebagai keberhasilan petugas kesehatan untuk mendeteksi secara dini HIV yang ada di Banyuwangi.

"Indikatornya adalah jumlah Voluntary Counselling And Testing (VCT) atau tempat-tempat pendeteksian HIV AIDS di Banyuwangi ini menjadi yang paling banyak di Jawa Timur, ada 54 VCT. Semakin banyak jumlah pendeteksian maka semakin banyak pula jumlah penderita yang ditemukan atau meningkatnya prevalensi. Nah, inilah hasil dari apa yang kita kerjakan untuk mendeteksi HIV," terangnya usai media briefing di Banyuwangi, Selasa malam (1/10).

Tiga kasus HIV AIDS yang kerap kali ditemui antara lain hubungan seksual secara bebas. Lalu, penggunaan jarum suntik yang ada kaitannya dengan penyalahgunaan narkoba. Ketiga, penularan dari ibu yang mengidap HIV AIDS ke bayi selama proses di kandungan, persalinan dan melalui ASI.

"Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui bupati menetapkan di Banyuwangi ini bukanlah wisata malam yang dikembangkan, tetapi wisata alamnya (Eco Tourism). Di Banyuwangi tidak akan ditemukan diskotik. Demikian juga tempat-tempat hiburan malam itu tidak ada," ujarnya.

Dokter Rio menambahkan, pemerintah daerah telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah timbulnya kasus baru HIV AIDS di Banyuwangi.

"Izin pembangunan hotel kelas melati tidak diperbolehkan oleh bupati karena hotel kelas melati hanya akan menjadi tempat penyalahgunaan yang berujung pada timbulnya HIV AIDS. Saat ini hanya hotel-hotel kelas bintang 4 dan 5 saja yang mendapatkan izin pembangunan," imbuhnya.

358