Home Politik Tragedi Berdarah, LKAAM Yakini Warga Wamena Orang Baik

Tragedi Berdarah, LKAAM Yakini Warga Wamena Orang Baik

Padang, Gatra.com - Tragedi di Wamena, Papua membuat seluruh pihak di Sumatera Barat (Sumbar) bersuara. Hal ini membuat Lembaga Kantor Adat Alam Minangkabau (LKAAM) menyaranka agar masyarakat tidak terprovokasi. 

Ketua Umum LKAAM, M Sayuti meragukan provokator berasal dari warga Wamena, yang melakukan kerusuhan berdarah pada Senin (23/9) lalu. Apalagi, Sayuti mengatakan, di sisi lain, prinsip orang Minang sangat menjunjung tinggi siapa pun. Dengan istilah lain, "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung". Prinsip itu hingga kini masih menjadi penghubung keharmonisan perantau Minang dengan warga Wamena.

"Prinsip itu menjadikan hubungan kekeluargaan orang Minang di Wamena, sehingga masyarakat yang didatangi tidak merasa terganggu. Kemungkinan ada oknum yang menyamar, [ini sebagai] penyebab adanya korban," kata Sayuti.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, prinsip itu membuat orang bisa menyesuaikan diri di perantauan. Orang Minang juga selalu menerima masyarakat di luar yang datang ke Sumbar. Makanya ia berharap, orang Minang tidak balas dendam terhadap Wamena.

Kemudian, LKAAM sebagai Lembaga Ninik Mamak se-Sumbar juga terus mengimbau masyarakat Minang untuk tetap menjaga kekeluargaan. Ia berpendapat, daripada balas dendam lebih baik mendoakan atau mambantu korban yang terdampak di Wamena itu.

Sayuti juga menyerukan, agar warga Papua dimana pun tidak perlu cemas dengan kejadian itu, meskipun sembilan nyawa orang Minang jadi korban dalam tragedi tersebut. Ia yakin orang Minang tidak akan balas dendam, dan tetap menjaga kerukunan.

Orang Minang itu juga teguh dengan prinsip elok orang datang, sayang orang tibo, makanya masyarakat Minang bakal tetap menjaga kekeluargaan kepada orang Papua dimana pun, termasuk di Sumbar, tutur Sayuti.

Terakhir ia juga menyarankan, bagi perantau Minang di Wamena masih memungkinkan, tidak harus kembali ke Ranah Minang. Ia masih meyakini sifat orang Wamena sangat baik, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan orang Minang yang ada di daerah tersebut.

Namun yang terpenting, orang Minang jangan sampai terprovokasi karena adanya ikut campur tangan orang lain atau orang asing. Sebab ia berpendapat, pasti ada pihak yang ingin memecahkan kerukunan warga Indonesia, termasuk antara orang Wamena dan Sumbar.

Bila tidak ada campur tangan orang luar, sebaiknya perantau Minang di sananya saja. Tapi apabila terprovokasi, baik warga Wamena atau orang Minang, pasti bisa menimbulkan perpecahan, dan hasilnya akan buruk untuk keutuhan NKRI ke depan, pungkasnya.

166