Home Milenial Ribuan Ikan Tapah yang Mati di Sungai Bahar Ternyata Akibat Diracun

Ribuan Ikan Tapah yang Mati di Sungai Bahar Ternyata Akibat Diracun

Muaro Jambi, Gatra.com - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, telah berhasil mengungkap penyebab kematian ribuan ikan tapah yang terjadi di Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi. Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan DKP Provinsi Jambi, penyebab kematian ribuan ikan tapah di aliran Sungai Kandang itu ternyata karena diracun.

"Ikan tapah itu mati karena diracun," kata Kabid PDSPP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Hernowo, saat dikonfirmasi Jumat (4/10).

Hernowo mengatakan, racun yang membuat ribuan ikan tapah itu mati berasal dari makanan. Makanan itu lebih dulu dilumuri dengan racun, lalu ditebar ke aliran sungai, sehingga ikan yang memakan akan mati.

"Jadi bukan aliran airnya yang diracun, tapi makanannya," ujarnya.

Baca Juga: Ribuan Ikan Tapah Mati Mengambang di Sungai Kandang

Hernowo menjelaskan, bahwa orang yang meracun ikan tapah ini termasuk paham dengan makanan yang disukai ikan tapah. Buktinya, makanan beracun yang ditebar hanya mengena terhadap ikan tapah dan sejenisnya.

"Di Sungai Kandang itu bermacam-macam ikannya. Namun, yang kena racun hanya ikan tapah dan sejenisnya," kata Hernowo.

Hernowo menjelaskan kalau kematian ikan tapah di Sungai Kandang terjadi pada Kamis 5 September 2019 lalu, sekitar pukul 24.00 WIB. Pada malam kejadian itu ada warga yang sedang memancing dan melihat jaring terletak di dalam sungai tersebut.

“Lalu Jumat siangnya, yang diduga meracuni itu mengambil ikan-ikan yang telah diracuni pada jaring yang terpasang. Namun, karena melihat ada warga yang datang, dia langsung kabur,” ujarnya.

Warga setempat baru mengetahui ikan tapah di sungai itu mati pada Sabtu 7 September 2019 lalu. Warga menyadari setelah melihat ikan tapah banyak yang mengapung dan membusuk di sungai tersebut.

“Jadi kalau ikan itu mati, berselang sehari pasti sudah mengapung,” kata Hernowo.

Menyikapi permasalahan yang terjadi tersebut, DKP Provinsi Jambi telah menyusun rencana untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat Desa Tanjung Lebar. Termasuk akan membentuk kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) untuk menjaga dan mengawasi aliran Sungai Kandang dari tindakan orang-orang tidak bertanggung jawab.

"Kegiatan Pokmaswas ini sudah kita laksanakan di Kota Jambi, contohnya di Danau Sipin. Namanya, Danau Lestari," katanya.

Pokmaswas seperti di Danau Sipin bakal diterapkan di Desa Tanjung Lebar. Kegiatan ini tidak sulit diwujudkan. Sebab, masyarakat setempat sudah sejak lama telah melestarikan ikan tapah di aliran Sungai Kandang serta melarang warganya mengambil ikan dengan cara meracun dan menyetrum.

"Saya bangga dengan sikap masyarakat di sana, sudah lama mereka melestarikan ikan tapah, baik itu di aliran sungai dan lubuk atau lebung. Program masyarakat ini akan kita dukung melalui kegiatan Pokmaswas," kata Hernowo.

6138