Home Ekonomi Menyulap Sabut Kelapa Jadi Cocopeat

Menyulap Sabut Kelapa Jadi Cocopeat

Padang, Gatra.com - Sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), buah kelapa begitu gampang dijumpai. Namun tidak banyak yang memanfaatkan buah dengan nama latin Cocos Nucifera itu hingga sabutnya menjadi pundi rupiah. 
 
Di tangan Suryadi, warga Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto,  Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, sabut pohon seribu manfaat ini diolah menjadi cocopeat atau media tanam, sehingga bernilai ekonomis, bahkan bisa menyerap tenaga kerja tempatan. 
 
Pemanfaatan sabut kelapa berawal dari risihnya Suryadi terhadap sampah sabut kelapa yang dibuang, hingga menyebabkan limbah sabut menjadi persoalan baru di desa Lurah Ampalu.  Tidak dimanfaatkannya sabut-sabut kelapa itu menjadi ide bagi laki-laki berusia 45 tahun ini dalam memanfaatkan sabut kelapa menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. 
 
Keinginanya tersebut ia wujudkan dengan mempelajari beberapa manfaat sabut kelapa di beberapa instansi, dan disambut baik oleh Tim Inovasi Desa Lurah Ampalu.
 
Dengan inovasi, kreativitas, dan motivasi bersama Tim Inovasi Desa, Suryadi akhirnya bisa mengolah sabut kelapa yang awalnya dianggap limbah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Suryadi mengumpulkan sabut kelapa dari petani, lalu memprosesnya menjadi cocopeat yang bisa dijadikan sebagai pupuk media tanam bagi masyarakat lokal untuk tanaman Palawija, kelapa sawit, dan cabai.
 
"Target utamanya adalah perusahaan-perusahaan dalam dan luar Sumatera Barat, agar bisa mengganti pupuk dari berbahan kimia menjadi cocopeat, terutama perusahaan kelapa sawit dan bubuk kertas dari akasia," sebut Suryadi di Padang Pariaman, Senin (14/10).
 
Dikatakan Suryadi, sabut kelapa bisa dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai produk turunan. Pada dasarnya sabut kelapa atau coco fiber hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuat peralatan rumah tangga. Namun seiring perkambangan teknologi dan gaya hidup, pemanfaatan sabut kelapa semakin bervariasi, salah satunya sebagai cocopeat. 
 
Menurutnya, proses pengolahan serat sabut kelapa menjadi produk samping atau turunan berupa cocopeat tidaklah terlalu sulit, yakni memproses sabut kelapa menjadi serbuk halus dengan cara di giling menggunakan mesin. Kemudian sabut yang sudah halus (sudah menjadi serbuk) dijemur di bawah terik matahari hingga menjadi kering atau cocopeat, untuk mengurangi kadar garam dalam sabut, serbuk dicuci terlebih dahulu sebelum dijemur.
 
Serbuk sabut yang sudah kering alias cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam, karena memiliki sifat yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah. Itu sebabnya cocopeat banyak digunakan sebagai media tanam hortikultura dan rumah kaca. Tentunya, dengan adanya pabrik sabut kelapa di Nagari Lurah Ampalu, dapat memotivasi desa-desa lainnya di Kabupaten Padang Pariaman untuk memanfaatkan sabut kelapa menjadi produk turunan lainnya.
5349