Home Ekonomi Keseimbangan Muatan Antar Wilayah Jadi Masalah Utama Logistik

Keseimbangan Muatan Antar Wilayah Jadi Masalah Utama Logistik

Jakarta, Gatra.com - Ketua Asosiasi Supply Chain Indonesia, Setijadi mengatakan, permasalahan utama logistik saat ini berada pada keseimbangan muatan antar wilayah. Hal ini menjadikan pengiriman muatan yang seharusnya bisa dua arah, hanya terjadi satu arah saja.
 
"Jadi kalau kita ngirim barang dari Jakarta ke Surabaya, harusnya bisa bolak balik ternyata hanya satu arah," katanya di Gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu (16/10).
 
Meski pemerintah telah mencanangkan program tol laut sejak 2015 lalu, Setijadi mengatakan, permasalahan utamanya yakni pada volume muatan balik. Bahkan, ia menyebutkan, permasalahan ini berkaitan dengan pemerataan pembangunan di Indonesia.
 
Saat ini, Pulau Jawa berhasil menyumbang distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 50%. Sedangkan, untuk wilayah-wilayah bagian timur seperti Papua, distribusi PDB masih di bawah 10% saja.
 
"Otomatis kita bisa melihat keseimbangannya kan. Dari pulau jawa itu cukup banyak barang yang bisa dimuat, tapi di timur itu rendah," jelasnya.
 
Bahkan, lanjut Setijadi, muatan balik di tol laut hanya sampai 20% dari total keseluruhan muatan awal. Menurutnya, hal ini disebabkan lantaran volume komoditas di wilayah-wilayah bagian timur cukup rendah.
 
Untuk itu, Setijadi menyebutkan dua solusi yang bisa digunakan pemerintah agar keseimbangan muatan antar wilayah bisa terwujud. Pertama, pemerintah daerah harus bisa meningkatkan potensi komoditi, baik di sektor perikanan, peternakan, pertanian, maupun perkebunan.
 
"Kalau misalnya itu dikembangkan, industri perikanan di sana ditingkatkan, ketika kita mengirimkan barang-barang industri dari pulau jawa ke Indonesia bagian timur, (muatan baliknya) bisa memuat komoditas perikanan, atau peternakan, bahkan mungkin perkebunan, begitu," ujarnya.
 
Selanjutnya, pemerintah bisa mengembangkan wilayah-wilayah pusat ekonomi baru di bagian timur Indonesia. Menurut Setijadi, hal ini dapat dilakukan melalui program jangka panjang.
 
"Kalau misalnya dalam 3-5 tahun itu industri kita sudah berkembang, secara langsung maupun gak langsung itu akan ada muatan balik dari timur. Dan itu akan memecahkan masalah utama logistik, yakni keseimbangan muatan antar wilayah," ujarnya
802