Home Politik Penusukan Wiranto, Ahli TI: HP dan Sosmed Titik Lemah Pelaku

Penusukan Wiranto, Ahli TI: HP dan Sosmed Titik Lemah Pelaku

Semarang, Gatra.com - Kasus penusukan yang terjadi pada Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu masih menjadi perdebatan masyarakat. Ketidakcermatan penyidikan aparat dimungkinkan membuka celah polemik di masyarakat.
 
Pakar Teknologi Informatika (TI) dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Dr Solichul Huda MKom menyampaikan, dari sisi TI semestinya pihak kepolisian langsung mencari alat komunikasi (ponsel) kedua pelaku, Abu Rara dan istrinya.
 
"Karena HP dan sosmed justru titik lemah pelaku," katanya kepada Gatra.com di Semarang, Sabtu (19/10).
 
Lewat jalur komunikasi ponsel, kedua pelaku dimungkinkan ditemukan jejak komunikasi dan koordinasi sampai detik-detik akhir kejadian di lapangan.
 
"Gerakan teror sekarang semakin rapi, karena ada HP, bisa koordinasi sampai detik-detik akhir di lapangan," katanya.
 
Dari ponsel kedua pelaku, jelas Solichul akan teridentifikasi dengan siapa saja mereka berkomunikasi, baik yang lewat telepon maupun lewat sosial media dalam ponsel tersebut, termasuk komunikasi lewat email.
 
Maka, mantan Tim Siber Paslon 01 Jokowi-Maruf itu menyarankan perlu adanya kerjasama yang sinkron antara kepolisian dan Kemenkominfo.
 
"Informasi dari administrator sosmed, Kemenkominfo dapat mengidentifikasi identitas dan lokasi dari teman Komunikasi Abu Rara tersebut," ucapnya.
 
Lewat Kemenkominfo pula, polisi akan lebih mudah memintai keterangan teman komunikasi Abu Rara dan istri. Polisi bisa bergerak berdasar bukti dari kemenkominfo.
 
"Dari teman komunikasi tersebut, dianalisis sampai menemukan relasi masing masing, dengan metode social network analysis dapat diperoleh jaringan mereka dan siapa yang menjadi tokoh sentral," terangnya.
 
Lewat dua institusi tersebut, diharapkan hasil dari penyidikan para pelaku bisa disimpulkan hasil yang bisa mencerahkan di masyarakat. Tidak berkembang banyak opini yang kadang malah menjadi liar.
 
"Saya sebagai mantan tim siber 01 bingung menjawab pertanyaan masyarakat, begitu ada statemen ini dari kelompok A, kelompok  B,  sebagian orang pada mencibir," katanya.
 
Dia juga menyarankan agar polisi dan BIN tidak terburu-buru menyimpulkan sendiri-sendiri sebelum data lengkap terkumpul.
 
"Dikhawatirkan opini kemungkinan berkembang pertama, sedemikian tidak aman kah negara ini dengan alasan bobolnya sistem pengamanan pada Menkopolhukam Wiranto, dan kedua analisa aneh-aneh dari masyarakat," katanya.
 
Reporter: Ambar Adi Winarso