Home Ekonomi Harga Batu Bara Jeblok, Laba Bersih Bukit Asam Anjlok 800 M

Harga Batu Bara Jeblok, Laba Bersih Bukit Asam Anjlok 800 M

Jakarta, Gatra.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) baru saja merilis laporan keuangannya hingga kuartal III 2019. Dari laporan itu, Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, hingga akhir september 2019, pihaknya telah berhasil meraup laba bersih sebesar Rp3,1 triliun. Angka tersebut turun sebanyak 21,7 persen, dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 3,9 triliun secara year on year/yoy atau tahunan.

"Meskipun di tengah kondisi penurunan harga batubara dunia, Perseroan masih membukukan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun. Ini karena strategi dan upaya kami untuk melakukan efisiensi," kata dia saat ditemui di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/10).

Lebih lanjut Arviyan menjelaskan, efisiensi yang dimaksud ialah efisiensi dari sektor pertambangan dan non pertambangan. Salah satu hal yang diefisienkan ialah dengan menurunkan biaya operasional. "Kita turunkan dulu rata-rata stripping rationya. Karena kan ini berkaitan dengan angkutan dan harga. Kalau angkutan biayanya turun, maka harga juga akan ikut turun," jelas Arviyan.

Sementara untuk alasan turunnya laba PTBA, pihaknya mengungkapkan, hal itu dikarenakan harga batubara dunia yang hingga saat ini belum membaik. Bahkan, harga batu bara tahun ini cenderung jatuh, jika dibandingkan tiga triwulan di tahun 2019. "Harga rata-rata batu bara jauh di bawah harga selama tiga triwulan 2018. Ini semata-mata karena faktor harga," imbuhnya.

Meski laba bersih menurun, pendapatan perusahaan masih mengalami kenaikan, meskipun tipis. Dalam laporan kinerja tercatat, ada peningkatan pendapatan perusahaan sebesar 1,3 persen dari sebelumnya Rp 16,03 triliun menjadi Rp 16,25 triliun.

Total pendapatan paling besar, menurut Arviyan, didapat dari penjualan batubara domestik sebesar 56 persen. Selanjutnya, diikuti oleh penjualan batubara ke luar negeri, yaitu sebesar 42 persen. Ketiga, yaitu dari aktivitas lain sebesar 2 persen yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah hingga jasa kesehatan rumah sakit.

110