Home Ekonomi Pegang Peranan Penting, Kemenperin Dorong Industri Permesinan

Pegang Peranan Penting, Kemenperin Dorong Industri Permesinan

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE), Harjanto mengatakan, industri permesinan berperan penting bagi sektor manufaktur karena sebagai penyedia barang modal pada sebagian besar produksi manufaktur.

"Oleh karena itu, kami senantiasa berupaya membangun dan mengembangkan industri permesinan melalui penyediaan bahan baku, peningkatan kompetensi SDM, penyiapan standar produk, dan standar proses produksi, serta penyediaan akses pasar," katanya di Jakarta, Rabu (30/10).

Beberapa industri permesinan yang dikategorikan sebagai pemasok barang modal yakni, industri alat berat, industri peralatan konstruksi, industri peralatan energi, industri peralatan pabrik, industri peralatan listrik, industri peralatan kesehatan, serta industri alat mesin pertanian. Secara khusus, industri mesin perkakas (tools) termasuk mold, dies, jig dan fixtures menjadi salah satu barang modal utama dalam industri manufaktur.

"Pembuatan tools (mold, dies, jig dan fixtures) merupakan bagian dari product engineering yang memerlukan tingkat pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang tinggi dalam suatu industri manufaktur. Kemampuan tersebut akan meningkatkan level value of chain dari sebuah proses produksi dari aspek teknologi, jelasnya.

Pengguna terbesar dari hasil produksi industri pembuatan tools adalah sektor otomotif dengan besaran mencapai 41%-64%. Kemudian, disusul industri elektronika, serta peralatan rumah dan kantor mencapai 8%-30%. Selain itu, sektor industri kemasan sekitar 10%, dan industri medis berkisar 6%.

"Kami optimistis, industri pembuatan tools akan terus tumbuh seiring peningkatan penggunaan pada beberapa sektor lainnya," tuturnya.

Berdasarkan data Kemenperin, sepanjang tahun 2018, ekspor mold dari Indonesia menembus US$32,8 juta. Sedangkan, ekspor dies sebesar US$52,3 juta, serta ekspor jig dan fixture menyentuh angka US$7,9 juta.

Ia melanjutkan, pemerintah memprioritaskan pengembangan industri pembuatan tools sesuai yang tertuang dalam RIPIN 2015-2035 dan dijabarkan dalam kebijakan industri nasional 2020-2024.  

"Apalagi negara-negara ASEAN menjadi basis industri otomotif skala global. Ini menjadi tantangan bagi kita untuk terus memacu daya saing industri nasional," pungkasnya.

403