Home Gaya Hidup Kota Tambang Warisan Dunia Sambut Pembalap TdS 2019

Kota Tambang Warisan Dunia Sambut Pembalap TdS 2019

Sawahlunto, Gatra.com - Kota wisata tambang batu bara, Sawahlunto yang dijadikan sebagai lokasi finish etape 4 Tour de Singkarak (TdS) 2019 siap menyambut puluhan pembalap yang beradu kecepatan di jalan lintas Sumatera sepanjang 205.3 kilometer.

Mengambil garis start di Kerajaan Melayu Dharmasraya, pembalap akan menghadapi lintasan yang lebih panjang dan track yang sedikit monoton karena jalan cendrung lurus pada lintas Sumatera bagian tengah.

Sawahlunto yang kini sudah bertransformasi menjadi kota tua, menawarkan wisata sejarah dengan berbagai bangunan era kolonial. Kantor PT Bukit Asam yang dibangun pada 1916 serta gedung Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto menyuguhkan informasi seputar cikal bakal dan sejarah perkembangan kota pemilik tambang batu bara tertua di Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Sumbar Terima Sertifikat Sawahlunto Heritage UNESCO

Tidak hanya itu, Sawahlunto juga memiliki terowongan bawah tanah, yang menjadi saksi sejarah penderitaan orang-orang rantai dalam membuat terowongan untuk pertambangan batu bara. Terowongan ini diberi nama Lubang Tambang Mbah Soero, diambil dari nama mandor orang rantai.

Lubang ini dibangun sekitar 1898 untuk kegiatan penambangan batu bara sepanjang 185 meter oleh Kolonial Belanda. Kemudian ditutup pada 1932, karena rembesan air mengenangi terowongan.

Pada 2007, pemerintah Kota Sawahlunto kembali membuka Tambang Mbah Soero untuk wisata sejarah dengan merevitalisasi di beberapa titik. Namun tidak mengubah bentuk aslinya.

Baca Juga: Terima Sertifikat UNESCO, Sumbar Siap Benahi Pariwisata

Nuansa Kolonial Belanda di kota ini begitu terasa, terlihat dari arsitektur bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda yang awet hingga kini. Bangunan-bangunan tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya, sehingga menarik banyak wisatawan datang untuk bernostalgia.

Memasuki hari keempat balap sepeda jalan raya, Tour de Singkarak 2019, satu persatu pembalap mulai berguguran dan hanya menyisakan 86 pembalap saja untuk menaklukan rute Dharmasraya-Sawahlunto. Hingga berita ini diturunkan pembalap masih beradu kecapatan di jalan lintas Sumatera untuk mencapai garis finish

131