Home Ekonomi Airlangga: Resesi Hongkong dan Singapura Tak Pengaruhi RI

Airlangga: Resesi Hongkong dan Singapura Tak Pengaruhi RI

Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, resesi yang tengah dialami Hong Kong dan Singapura tidak akan berdampak besar pada perekonomian Indonesia. Menurut dia, resesi yang terjadi pada kedua negara tersebut disebabkan oleh faktor internal, bukan eksternal seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

"Ya kalau perekonomian Indonesia kan kita punya domestik market yang cukup bagus. Memang kan selama ini Singapura dan Hong Kong sudah slow down. Apalagi Hong Kong terkait dengan banyaknya persoalan internal," kata dia di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).

Meski begitu, Airlangga mengaku, pihaknya tetap menyiapkan langkah-langkah untuk menangkal dan menghindari terjadinya resesi di Indonesia. Salah satunya ialah ikut terlibatnya Indonesia dalam negosiasi pakta perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Menurut dia, RCEP adalah kemitraan terbesar dari seluruh blok perdagangan yang ada, baik itu dari total jumlah penduduk anggota RCEP atau dari total PDB yang dihasilkan oleh negara-negara anggota tiap tahunnya. Karenanya, dengan bergabung dengan RCEP Menteri Perindustrian 2016-2019 itu mengaku, banyak keuntungan yang akan didapatkan oleh Indonesia.

"Oleh karena itu kita bahas terkait blok baru yang namanya RCEP. Jadi RCEP ini kan East Asia FTA. Dan ini adalah terbesar dibandingkan seluruh blok perdagangan. Makanya kemarin dalam pembicaraan 15 negara sudah setuju, dan untuk berbasis text tinggal kita legal scrubbing dan India punya waktu untuk berbicara secara internal," ujar dia.

Sementara itu, mengenai hubungan dagang antara Hong Kong dan Indonesia selama ini tidaklah begitu dekat. Lantaran selama ini Hongkong adalah negara transit, sebelum akhirnya Indonesia melakukan transaksi yang sebenarnya dengan Cina.

"Hong Kong kan transhipment ke Cina, tapi sekarang fungsinya sudah banyak berubah karena sekarang perdagangan dengan Cina langsung," tutur Airlangga.

450