Home Kesehatan Jumlah Penyandang Obesitas di Sumbar Meningkat

Jumlah Penyandang Obesitas di Sumbar Meningkat

Padang, Gatra.com - Jumlah penyandang obesitas semakin meningkat di Sumatra Barat (Sumbar). Hal ini membutukan perhatian lebih dari pemangku kebijakan di tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten di daerah setempat. 

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday menyebutkan, jumlah penyandang obesitas di Sumbar pada 2018 sebanyak 27.867 orang. Tahun ini, hingga pada triwulan ketiga, jumlah penyandang obesitas sudah menyentuh angka 41.488 orang atau 32% dari jumlah penduduk Sumbar yang berusia 15 tahun ke atas.

Ia merincikan, berdasarkan data surveilans penyakit tidak menular (PTM) 2018, angka obesitas tertinggi di daerah Kota Pariaman, yakni 7.733 orang, Payakumbuh dengan angka 4.199 orang, Bukittinggi 4.143 orang, dan terendah di Kabupaten Mentawai yakni nol.

Kemudian, di tahun 2019 angka tertinggi di Kabupaten Solok, yakni 10.393 orang. Sementara yang terendah Kabupaten Mentawai masih angka nol, diikuti Limapuluh Kota, dan Padang Panjang dengan angka yang sama. Begitu pula di Kota Pariaman turun drastis yaitu delapan orang.

Angka itu hanya berdasarkan hasil survei dan masyarakat yang datang ke berobat. Namun, yang belum mengaku dan tidak mau berobat atau melakukan pemeriksaan kemungkinan masih banyak," kata Merry usai meluncurkan program "Carta Obesitas", Rabu (6/11) di Padang.

Menurutnya, tingginya obesitas di Sumbar ini karena masih kurangnya dukungan pemangku kebijakan di kabupaten dan kota pentingnya lainnya untuk mencegah Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM). Selain itu, masyarakat masih kurang memiliki kesadaran untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM. 

"Kurangnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan Posbindu di daerah. Tidak semua aktif karena keterbatasan alat, serta letak geografis yang sulit dijangkau juga memengaruhi," ujar Merry.

Dokter Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP), M. Djamil Padang, dr. Eva Decroli menambahkan, tingginya tingkat obesitas ini karena masyarakat salah mengatur pola makan. Apalagi, makanan di Ranah Minang yang mayoritas enak, sehingga memicu orang makan sebanyak mungkin.

Padahal menurut Guru Besar Penyakit Dalam di Universitas Andalas itu, sangat penting mengatur pola makan, dan jumlah kalori yang harus dikonsumsi setiap hari. Selain itu, sangat diutamakan mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi.

"Makanan karbohidrat dikit saja, begitu juga makanan kadar gula atau garam. Lebih baik makan sayuran, dan olahraga yang teratur. Usahakan bisa membakar 700 kalori setiap hari. Jangan makan enak-enak, tidur, dan malas gerak, karena itu sangat berisiko obesitas," tutur Eva kepada awak media.

1491