Home Hukum Cerita Operasi Zebra Hingga Mushola Dzikrullah

Cerita Operasi Zebra Hingga Mushola Dzikrullah

Pekanbaru, Gatra.com - "Mohonlah saya, Pak. Janganlah ditilang. Saya masyarakat susah, Pak. Ini juga saya lagi cari kerja, Pak," wajah lelaki 28 tahun itu memelas menengok Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hairul Hidayat yang berdiri di depannya.

Kebetulan, Kasat Lantas Polres Bengkalis ini yang memimpin Operasi Zebra Muara Takus 2019, di kawasan jalan Hang Tuah Duri, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Riau, itu Senin (4/11).

Hairul mematut-matut tubuh Saut Maruli Tua Aritonang, lelaki yang memelas tadi. Sepintas tak ada tanda-tanda kalau Saut orang susah. Pakaian Saut bagus, sepatunya juga. Sepeda motornya pun Vixion.

Saut ditilang oleh anak buah Hairul lantaran istrinya, Meta Hutauruk yang nangkring di belakang Saut, tidak pakai helm.

Menengok Hairul tak begitu merespon permohonannya, Saut menjauh dan berusaha membujuk polisi yang lain.

Kini, giliran Meta yang coba mendekati Hairul. Sama seperti suaminya, perempuan 28 tahun yang sedang hamil dua bulan ini juga memohon kepada Hairul.

"Pak, mohonlah saya. Janganlah ditilang. Saya tadi menemani suami saya cari kerja, Pak. Kami baru menikah 4 bulan lalu. Saya mualaf. Suami saya cari kerja lantaran honornya sebagai gharim masjid di Duri ini tidak mencukupi untuk kebutuhan kami. Belum lagi sebentar lagi saya punya anak," Meta mencurahkan unek-uneknya kepada lelaki 32 tahun itu.

"Ya sudah gini saja. Mau enggak suami ibu jadi gharim mushola DZikrullah. Mushola itu punyanya Mapolres Bengkalis. Honornya akan saya lebihkan. Tapi kendaraan ibu tetap saya tilang lho," alumnus Akpol 2009 itu memberi tawaran kepada Meta.

Mendengar tawaran itu, Meta memandangi Hairul lekat. Mata perempuan ini mulai berkaca-kaca. "Terimakasih banyak, Pak. Kek manalah mau saya bilang ya pak. Sepeda motor itu sudah 3 tahun mati pajaknya. Kalaupun Bapak menengok suami saya pakaian dan sepatunya bagus, itu yang kami pinjamnya dari saudara, Pak. Biar kelihatan bersih dan rapi suami saya melamar pekerjaan," cerita Meta polos.

Mendengar curhatan Meta tadi, sontak Hairul kaget. Ditengoknya Meta kembali. Lelaki ini langsung terbayang pada istrinya Cynthia Wulandari, S.KG.

Lantaran tugas, Hairul tak bisa menemani perempuan 29 tahun itu saat melahirkan anaknya. "Ya sudah, gini aja, Bu. Saya akan bayarkan denda tilangnya dan saya akan bayarkan tunggakan pajak kendaraan suami ibu," ujar Hairul.

Mendengar omongan Hairul tadi, tangis Meta langsung meledak. Dia tak menyangka kalau sosok perwira pertama yang berdiri di hadapannya, akan sebaik itu.

Menengok Meta menangis, Hairul jadi terharu. Lelaki asal Kerinci, Jambi ini berusaha menenangkan Meta. "Bu, ibu jangan menangis, tenang, tenang," pintanya.

Tangisan Meta tadi ternyata tertangkap ekor mata Saut. Dari kejauhan, lelaki ini langsung berlari mendekati istrinya. Wajahnya kelihatan emosi.

"Bapak kok bikin istri saya menangis! Kok enggak profesional kali kerja Bapak. Kalau motor saya mau Bapak tilang, silahkan, tapi jangan bikin istri saya menangis,lah!" serga Saut.

Hairul tidak terpancing dengan omongan Saut tadi, dia malah berusaha menenangkan. "Saya tau dia salah paham. Itulah makanya saya minta istrinya menjelaskan kenapa dia menangis. Tapi saat itu, istrinya belum bisa ngomong, yang ada malah terus menangis," cerita Hairul kepada Gatra.com, Senin (11/11).

Lantaran Meta belum bisa memberi penjelasan, Hairul yang kemudian ngomong. "Gini, Pak. Tadi saya bilang kepada istri Bapak kalau pajak motor yang nunggak 3 tahun biar saya bayarkan. Begitu juga denda tilangnya. Dan kami juga akan ngasi bapak pekerjaan," kata Hairul lembut.

Saut yang masih dikuasai emosinya sontak menolak apa yang dibilang Hairul tadi. "Bapak sudah membikin istri saya menangis," ujar Saut.

Tak mau menengok suaminya berlama-lama salah paham, akhirnya Meta bersuara. "Bang, Bapak ini sudah baik kali sama kita," kata perempuan ini lirih sambil menceritakan apa yang tadi dia dengar dari Hairul.

Luluhlah sudah hati Saut. Lelaki ini langsung minta maaf kepada Hairul. "Ya sudah enggak apa-apa Pak Saut. Bapak sama ibu nanti datang ke kantor saya di Satlantas Duri, ya. Saya tunggu," pinta lelaki ini.

"Gimana dengan surat tilang ini, Pak?" Saut bertanya.

"Pelanggaran tetap pelanggaran, Pak. Tetap harus ditindak, tapi itu tadi, biar saya yang membayarkan," kata Hairul.

Mendengar itu, Saut tak bisa berkata-kata apa lagi. Dia tuntun sepeda motornya dan kemudian melaju menyusuri jalan Hangtuah Duri, setelah menyalami Hairul.

Tinggallah Hairul menarik nafas dalam-dalam sembari menengok pasangan muda tadi berlalu.

Operasi Zebra hari itu pun tuntas. Saut dan istrinya sudah nongol di Kantor Satlantas Polres Bengkalis di Duri sekitar pukul 13.00 Wib.  

Keduanya terharu setelah tahu kalau tilang dan pajak motornya sudah dibayarkan. "Saya tawarkan kepada mereka untuk segera berangkat ke Bengkalis, biar jadi gharim di Mushollah Dzikirullah," cerita Hairul.

Esoknya, Saut dan Meta diberangkatkan ke Pulau Bengkalis, pakai mobil anggota kepolisian. Dan, sejak 5 November 2019, suara Saut yang mengumandangkan adzan sudah menggema di komplek Mapolres Bengkalis itu.

Pasangan ini tinggal di sana, di salah satu mess yang ada.

Selain tempat tidur yang nyaman, ruangannya juga ber- Air Conditioner (AC).

Selain jadi gharim, lantaran pandai mengaji, Saut kemudian ditawari jadi guru ngaji anak-anak TK dan PAUD yang ada di komplek itu. Dengan begitu, pendapatan Saut akan bertambah.

"Saya tidak menyangka semua ini bakal terjadi. Jujur, saya meras terpanggil membantu sesama meski sebenarnya kita sedang butuh sosok seperti Pak Saut. Alhamdulillah, Pak Kapolres (AKBP Sigit Adiwuryanto) setuju saya ajak Pak Saut bekerja," ujar Hairul.

 

403