Home Ekonomi Terjadi Defisit Neraca Perdagangan, Kemenperin Genjot Subtitusi Impor

Terjadi Defisit Neraca Perdagangan, Kemenperin Genjot Subtitusi Impor

Cilegon, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia, pemerintah terus mencari solusi komprehensif dan cepat.
 
Ia menyebut, beberapa upaya kerja sama antara pemerintah dan industri bisa menjadi kunci untuk menangani permasalahan ini. Selain itu, kegiatan ekspor yang dilakukan industri diharapkan bisa menekan defisit neraca perdagangan.
 
"Nilai ekspor industri kimia tahun 2018 sebesar US$8,79 miliar sedangkan nilai impor bahan kimia mencapai US$22,54 miliar. Ini kita lihat, gap-nya yang luar biasa besarnya antara ekspor dan impor," katanya di Cilegon, Kamis (21/11).
 
Padahal, menurut Agus, hingga triwulan II 2019, kontribusi industri pengolahan nonmigas menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB Nasional. Tercatat, nilai kontribusi industri pengolahan non migas mencapai 17,36% atau Rp520 triliun.
 
"Untuk kontribusi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia pada 2018 mencapai Rp166,89 triliun dan triwulan II 2019 sebesar Rp63,88 triliun," ujarnya.
 
Untuk itu, lanjut Agus, pemerintah terus berupaya menyubtitusi impor melalui peningkatan produksi industri dalam negeri.
 
"Ini yang sekarang dilakukan oleh PT Cabot Indonesia. Di mana PT Cabot akan menambah produksi carbon black yang akan diproduksi dari fase pertama pengembangan dari industri ini," jelas Agus.
 
Agus menyebut, kebutuhan carbon black dalam negeri mencapai 230.000 ton per tahun, 70% di antaranya dipenuhi melalui impor. Diharapkan, dengan adanya peningkatan produksi PT Cabot Indonesia, akan terjadi subtitusi impor sebesar 90.000 ton per tahun.
 
"Kita harapkan subtitusi impor sebesar 90.000 ton atau Rp1,5 triliun per tahun bisa menekan defisit neraca perdagangan Indonesia," tuturnya.
57