Home Politik Nama Penghuni Kebun Binatang Keluar Saat Paripurna Jambi

Nama Penghuni Kebun Binatang Keluar Saat Paripurna Jambi

Jambi, Gatra.com – Gubernur Jambi, Fachrori Umar dibuat malu saat rapat paripurna DPRD Provinsi Jambi dengan agenda keputusan anggaran tahun 2020 sebesar Rp4,3 triliun, di gedung DPRD Jambi, Telanaipura Kota Jambi, Jumat (23/11) malam.

Salah satu penyebabnya, banyak kepala organisasi perangkat daerah (OPD) atau kepala dinas mangkir dari rapat paripurna. Dari jumlah 46 OPD hanya 27 orang yang hadir. Para Anggota DPRD Jambi mengaku kecewa dengan sikap para kepala dinas yang terkesan menganggap sepele rapat paripurna. Padahal, rapat tersebut penting membahas anggaran yang akan digunakan setiap dinas. Apalagi mereka ini merupakan pengguna anggaran.

Dari Fraksi PPP Berkarya, Kamaludin Havis meluapkan kekesalannya saat melihat kursi para kepala OPD kosong selama rapat. Satu persatu kepala OPD dipanggil namanya oleh Havis yang kemudian meminta Fachrori Umar untuk menegur anak buahnya yang tak hadir dalam rapat.

"Banyak kursi dari pada kepala OPD yang hadir," kata Havis.

Gubernur Jambi Fachrori Umar justru mengakui tingkah anak buahnya yang masih menganggap dirinya sepele. Saat memberikan kata sambutan, Fachrori Umar meluapkan kekesalannya dengan menyebutkan nama isi kebun binatang sembari menatap ke para OPD yang hadir.

"OPD saya ni payah, mereka masih menganggap saya seperti wakil gubernur. Saya malu dengan tingkah mereka," kata Fachrori Umar.

Menurut Fachrori, ketidakhadiran ini bakal menjadi catatan penting baginya. Ia pun berjanji bakal memberikan ketegasan bagi mereka. "Kalau main-main terkutuk-lah kamu. Kalau tidak, kami buang," kata Fachrori.

Ia juga kecewa masih banyak kepala OPD di lingkup pemerintahannya enggan memberitahu terlebih dahulu apabila berhalangan hadir, atau sedang menjalankan tugas dinas luar. "Jangan nyap-nyap (diam-diam) bae (saja)," kata Fachrori.

Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto justru berpendapat, Fachrori Umar berada pada titik puncak kemarahan berakhir dengan meluapkan kekesalannya.

"Karena beberapa kali mungkin mereka tidak tertib kayak menyepelekan (gubernur). Ini harus menjadi pelajaran bagi para kepala OPD," kata Edi.

2485