Home Kesehatan Anak Kecanduan Internet, Kapan Sebaiknya Mulai Dikenalkan?

Anak Kecanduan Internet, Kapan Sebaiknya Mulai Dikenalkan?

Jakarta, Gatra.com - Dr. dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengungkapkan hasil penelitian bahwa 31,4 persen anak dan remaja di Jakarta berusia 10-20 tahun kecanduan internet, baik daam bentuk game online, media sosial, dan sebagainya. 

Semua itu tidak terlepas dari semakin mudahnya akses internet dalam kehidupan sehari-hari.

Siste menilai semakin muda anak kenal dengan internet, maka semakin berisiko bagi anak mengalami kecanduan internet, terutama bagi anak berusia di bawah 8 tahun.

“Jadi kurang dari 8 tahun itu kan semakin muda, otak anak belum matang, salah sautnya otak prefrontal-nya, sehingga regulasi diri dia belum bagus,” kata Siste ketika ditemui Gatra.com di Jakarta pada Senin (25/11).

Kepala Departemen Medik Kesehatan Jiwa RS Cipto Mangunkusumo-FKUI ini menambahkan penggunaan internet yang terlalu dini menyebabkan anak menjadi mudah emosi, cemas, dan mengalami depresi. 
"Penggunaan internet kurang dari 8 tahun menyebabkan terjadi kerusakan otak lebih berat dan kecanduan internetnya lebih berat," katanya.

Bahkan, lanjut Siste, anak berusia kurang dari tiga tahun belum diperbolehkan untuk akses internet. 

“Sebenarnya anak berusia kurang dari tiga tahun tidak dipaparkan dengan internet, tapi percakapan verbal, sentuhan, itu akan lebih bagus bagi perkembangan psikologi,” ujarnya.

Setelah umur tiga tahun, lanjut Siste, anak diperbolehkan menggunakan internet dengan pendampingan orang tua dengan durasi maksimal selama dua jam. Dimulai umur enam tahun anak sudah boleh mengakses internet lebih dari 2 jam asalkan dibawah pengawasan orangtua.

“Kalau lebih dari 10 tahun sudah bisa sendiri, mungkin waktunya tidak bisa dibatasi lagi, tapi harus supervisi orang tua,” ujarnya.

Siste menyarankan kepada orang tua untuk tidak memberikan akses internet di kamar anak mereka. Orang tua juga bisa memberikan proteksi melalui aplikasi tertentu yang dapat membatasi durasi penggunaan internet anak-anak maupun pemblokiran konten tertentu. 

“Orang tua juga harus melek teknologi untuk mengimbangi keahlian anak remajanya di bidang teknologi,” katanya. 

Ia menjelaskan ciri-ciri anak dan remaja yang kecanduan internet yaitu kehilangan kontrol demi internet, meningkatkan frekuensi penggunaan internet meskipun ada konsekuensi negatif, memprioritaskan internet dibanding aktivitas lainnya, serta adanya gangguan terhadap fungsi kehidupannya dengan orang lain. 

“Dampaknya misalnya tidak naik kelas, nilai ujiannya jelek, hubungan dengan orangtua dan guru terganggu,” katanya.
 

338

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR