Home Ekonomi Airlangga: Biodiesel 30% Dapat Hemat Devisa Rp112 Triliun

Airlangga: Biodiesel 30% Dapat Hemat Devisa Rp112 Triliun

Jakarta, Gatra.com  - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto menyebut salah satu cara untuk menekan angka defisit neraca perdagangan atas impor minyak dan gas (migas), melalui penerapan bahan bakar biodiesel campuran nabati biodiesel 30% (B30) yang nantinya akan diberlakukan.

Airlangga mengungkapkan saat ini melalui program B30, kebutuhan kelapa sawit yang terserap CPO itu ada sekitar 10 juta kiloliter. Artinya, itu bisa menghemat devisa mencapai US$ 8 billion dan efektif mengurangi neraca perdagangan.

“Jika dihitung adanya penyerapan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebanyak 10 juta kiloliter (KL) misalnya, untuk memenuhi kebutuhan B30, maka Indonesia bisa menghemat devisa dari impor migas hingga US$8 miliar atau sekitar Rp112,8 triliun,” kata Airlangga dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11).

Dikatakan, program B30 itu merupakan salah satu road map pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD).

"Programnya terkait deifist neraca perdagangan dan pengurangan CAD. Beberapa program itu diantaranya mandatory B20, bahkan kita siapkan road map B50, B70, bahkan B100," ujarnya.

Airlanga menyebut Pemerintah menargetkan program biodiesel untuk masa dua tahun ke depan.

Airlangga juga menyebut bahwa pemerintah memprogramkan pengalihan penggunaan bahan bakar avtur menjadi green avtur. Melalui program itu pemerintah dapat menghemat devisa hingga US$2 miliar atau setara dengan Rp28,2 triliun.

"Kita suapkan roadmap untuk green avtur yang kebutuhan 1 tahun bisa menghemat US$ billion dan program ini diharapkan bisa memperbaiki neraca dagang dan mengurangi ketergantungan migas," kata Airlangga.

115

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR