Home Kesehatan Cegah Preeklamsia, Ibu Hamil Wajib Kontrol Rutin

Cegah Preeklamsia, Ibu Hamil Wajib Kontrol Rutin

Jakarta, Gatra.com - Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada 2012, insiden sindroma klinik yang ditandai timbulnya hipertensi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu, preeklamsia (PE) di Indonesia berkisar 3%-10%. Penyakit ini berpotensi menyebabkan kematian.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Tjam Diana Samara mengatakan, kondisi ini sebenarnya dapat dicegah agar tidak menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satunya, ibu hamil wajib melakukan kontrol secara rutin dan teratur. Mulai dari tiga bulan, satu bulan dan jika sudah mendekati masa melahirkan bisa dua minggu sekali.

"Dengan kontrol teratur, kita bisa melihat perubahan tekanan darah. Apabila di atas 20 minggu tekanan darahnya cenderung naik, kita mulai curiga. Kemungkinan ada PE. Nah, kalau gitu kan dokter bisa antisipasi dengan monitoring dan pemberian obat tekanan darah," katanya usai promosi program doktoralnya di FKUI, Jakarta Pusat, Rabu (27/11).

Kondisi di Indonesia, puskesmas itu banyak. Seharusnya bisa ditangani karena pendidikan mengenai kesehatan saat hamil tidak hanya menunggu saat mau melahirkan saja. Melalui kontrol yang rutin itu bisa mencegah kematian ibu dan janinnya.

Dalam disertasinya, Diana meneliti soal gangguan apa saja di dalam protein-protein pada plasenta yang bisa menimbulkan kondisi PE itu terjadi. Ia juga memfokuskan pada faktor yang disebut angiogenik sebagai penyebab dari PE.

"Angiogenik sebenarnya lebih terarah kepada pembuluh darah. Jadi kalau pembuluh darah ibu bermasalah kan bayi tidak dapat aliran darah dari ibu. Dari hasil penelitian saya juga melihat, ternyata pasien-pasien yang persalinannya di bawah 34 minggu justru faktor yang membantu pembuluh darahnya melebar rendah dan justru membahayakan," ujarnya.

Diana menambahkan, hipertensi dari PE ini aakn sangat berbahaya kalau menjadi komplikasi. Misalnya, ada gangguan mata, gangguan ulu hati, sampai paling berat itu kejang-kejang dan ibu hamil bisa meninggal. Adapun, yang rentan berisiko PE adalah ibu hamil yang usianya terlalu muda dan terlalu tua.

"Ada juga yang bilang karena keturunan. Kalau ada nenek atau ibunya seperti itu nanti dia juga punya risiko. Belum pasti sih, cuma ada kemungkinan ke sana. Jadi ini macam-macam. Ada juga yang bilang karena hamil anak pertama. Intinya sih tetap cek terus darah dan kesehatan dari awal kehamilan," tutur Diana.

468