Home Kesehatan Beban Ekonomi US$1497,36 Per Orang Per Tahun, Dua Pendekatan Diagnosis Hipertensi

Beban Ekonomi US$1497,36 Per Orang Per Tahun, Dua Pendekatan Diagnosis Hipertensi

Jakarta, Gatra.com – Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), Dr. Erwinanto, SP.JP(K), FIHA, mengatakan, ada dua pendekatan yang dapat dipilih untuk meningkatkan akurasi diagnosis hipertensi.

“Pendekatan pertama adalah diagnosis hipertensi dengan menggunakan dua metode pemeriksaan tekanan darah, yaitu pemeriksaan di klinik dan di luar klinik secara bersamaan,” kata Erwinanto dalam konferensi pers 18th Scientific Meeting Indonesia Society of Hypertension (InaSH) 2024 di Jakarta, Jumat (23/2).

Erwinanto dalam acara bertajuk “Beban Ekonomi Akibat Implikasi Hipertensi Masih Memprihatinkan, Apa Upaya dan Target yang Harus Kita Capai?” menjelaskan, pendekatan ini paling akurat untuk diagnosis hipertensi.

“Tetapi memerlukan penyebaran sarana alat pengukur tekanan darah yang merata di masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, tampaknya pada saat ini pendekatan untuk menegakkan diagnosis hipertensi melalui pemeriksaan tekanan darah di klinik maupun luar klinik belum dapat dipilih sebagai strategi nasional di Indonesia.

“Pendekatan ini dapat dilakukan secara terbatas di perkotaan bagi mereka yang memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah,” katanya.

Sedangkan pendekatan kedua, lanjut Erwinanto, adalah diagnosis hipertensi menggunakan pemeriksaan tekanan darah di klinik menggunakan protokol yang baku, seperti yang dianjurkan oleh pedoman tata laksana hipertensi yang ada.

“Pemeriksaan tekanan darah di klinik pada saat ini terkesan belum mengikuti protokol yang baku,” katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, protokol pemeriksaan tekanan darah yang baku di klinik memerlukan usaha ekstra yang dapat menjadi tantangan jika dilakukan di klinik yang sibuk atau mempunyai tenaga kesehatan yang terbatas.

“Protokol pemeriksaan tekanan darah dapat dibaca dalam Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi tahun 2018? yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, agar pengukuran tekanan darah di klinik dilakukan sesuai protokol yang baku diperlukan penyebaran informasi dan pelatihan tenaga kesehatan oleh semua pemangku kepentingan.

“Saat ini diperlukan strategi nasional untuk deteksi hipertensi yang akurat di Indonesia,” kata dia.

Menurut Erwinanto, Strategi ini terutama ditujukan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah di klinik sesuai protokol yang berlaku dengan cara penyebran informasi dan pelatihan tenaga kesehatan, tentang tata cara pemeriksaan tekanan darah yang benar oleh semua pemangku kepentingan,” ujarnya.

Adapun beban ekonomi akibat komplikasi hipertensi di Indonesia masih tinggi. Tercatat beban biaya penyakit hipertensi mencapai USD1497,36 per orang per tahun sebagaimana hasil penelitian di 15 negara berkembang termasuk Indonesia.

PERHI menilai perlu kolaborasi antara pemerintah, komunitas, organisasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, deteksi dini, dan pengendalian tekanan gula darah untuk mengurangi beban ekonomi yang ditimbulkan.

Hipertensi yang tidak dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan organ seperti otak, jantung, dan ginjal yang menyebabkan disabilitas hidup buruk bahkan kematian.

25