Home Politik Jakpro Siap Mundur dari Proyek Revitalisasi TIM

Jakpro Siap Mundur dari Proyek Revitalisasi TIM

Jakarta, Gatra.com - PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) didesak seniman untuk mundur dari proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Jakpro menanggapi tuntutan tersebut.

Hari ini, Jumat (29/11), Jakpro dipanggil oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta untuk membahas nasib proyek revitalisasi tersebut setelah mendapat kecaman dari para seniman dan adanya pemangkasan anggaran. Dalam pertemuan itu, dewan menyampaikan bahwa seniman meminta agar pelaksanaan revitalisasi tak dikelola Jakpro.

Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto tak mempersoalkan tuntutan tersebut. Dia mengatakan bahwa anggaran Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang diperuntukan kepada Jakpro akan dikembalikan jika pihaknya tak lagi mengurusi revitalisasi TIM.

"Ya enggak apa-apa, kalau ada yang mau gantikan, saya balikin PMD-nya, saya kasih ke yang mau menggantikan," kata Dwi kepada Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga dalam rapat Komisi B di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (29/11).

Menanggapi pernyataan tersebut, Pandapotan mengatakan bahwa secara keseluruhan, revitalisasi tak mungkin dihentikan karena sebagian anggaran sudah turun sejak 2019. Kata dia, beberapa stakeholder yang terlibat dalam proyek tersebut masih kurang komunikasi.

"Makanya saya panggil ke sini biar asumsinya seragam.  Bahwa rencananya akan seperti apa," ucapnya.

Sebelumnya, sekelompok seniman yang kerap beraktivitas di TIM meminta Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara proyek revitalisasi. Mereka mengatakan, proyek tersebut harus dikelola para seniman.

"TIM itu rumah kita. Jakpro mengelola TIM itu gila. TIM jadi hotel, kan sudah jelas itu pusat kesenian Jakarta. Kok jadi kebalik-balik otaknya,"  kata seniman yang hadir dalam "Forum Pengaduan Rakyat" yang digelar Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, David Karo,  Rabu (27/11).

David juga mengatakan bahwa Jakpro tidak pantas dipilih sebagai penanggung jawab proyek tersebut. Menurutnya, Jakpro hanya bisa mengerjakan perintah tanpa memahami seni.

"Proyek itu harus diberhentikan, Jakpro harus minggat dari proyek itu. Seniman harus mengurus rumahnya sendiri," ujarnya.

 

96