2_thumb.png "Istri Lettu Agam Disebut Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Media Sosial")
1_thumb.png "TNI AU Terjunkan Paket Bantuan BAZNAS untuk Palestina dari Udara")
_thumb.jpg "Ini Cerita Sekjen PDIP, Beberkan Curhatan Mensos Risma soal Bantuan Beras")
Semarang,Gatra.com - Ketimbang membangun jalan bebas hambatan atau tol Jogja-Bawen, pemerintah lebih baik kembali melanjutkan proyek reaktivasi rel kereta api rute Semarang-Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Jogja sepanjang 121 kilometer.
Hal tersebut dikatakan oleh Pengamat Transportasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranta Djoko Setijowarno, Selasa (3/12).
"Dahulu kan sempat ada perjalanan kereta api rute Semarang-Kedungjati-Ambarawa-Magelang-Jogja sepanjang 156 kilometer. Tapi memang, saat ini, tidak semua jaringan rel tersebut dapat digunakan," ujar Djoko.
Ia menyebutkan, saat ini hanya dua lintasan kereta yang aktif. Yakni rute lintas Semarang-Kedungjati sepanjang 35 kilometer dan lintas Tuntang-Ambarawa-Bedono yang digunakan sebagai jalur kereta api wisata
"Nah yang masih aktif digunakan ialah lintas Semarang-Kedungjati yang menjadi bagian dari lintas Semarang-Solo. Sementara lintas Kedungjati-Tuntang yang sepanjang 30 kilometer, sejak 2014 sudah dilakukan reaktivasi. Namun hingga sekarang belum selesai, bahkan terlihat mangkrak," imbuhnya.
Menurut Djoko, untuk mengaktifkan kembali jalur sepanjang 121 kilometer pemerintah hanya membutuhkan anggaran sekitar Rp4,8 triliun. Jumlah ini tentu tidak sebanding jika dibandingkan dengan membangun jalan tol Bawen- Jogja.
"Saya asumsikan pembangunan jalan kereta api per 1 kilometer hanya memerlukan biaya Rp40 miliar. Sementara untuk jalan tol, jika kita mengacu pada perhitungan investasi per kilometernya yakni Rp 100 miliar, maka nilai investasi total proyek tersebut mencapai Rp10,72 triliun (BPJT, 2017),"papar Djoko.
Selain itu, kata Djoko, aktivasi rel kereta api tidak perlu melakukan proses pembebasan lahan yang memakan banyak biaya.
"Kalau aktivasi rel kereta hanya butuh penertiban lahan saja, tidak seperti jalan tol yang masih memerlukan proses pembebasan lahan. Intinya, biaya membangun infrastruktur jalan tol bisa dua kali lipat jika dibandingkan dengan aktivasi rel kereta api," tandas Djoko.
