Home Politik Budi Pego Tak Paham Ketika Dituduh Sebagai Komunis

Budi Pego Tak Paham Ketika Dituduh Sebagai Komunis

Jakarta, Gatra.com - Aktivis lingkungan asal Banyuwangi, Heri Budiawan alias Budi Pego menuturkan, tidak paham alasannya ketika dilaporkan atas tuduhan penyebaran ajaran komunisme saat memimpin aksi demonstrasi penolakan tambang emas di kawasan Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur pada 2017 lalu. Padahal, ia mengatakan untuk ucapkan bahasa Leninisme dan Marxisme saja sulit.

"Untuk bilang bahasa Leninisme dan Marxisme saja susah dan bahkan baru mengetahuinya saat berada di pengadilan. Bahkan ketika ada dakwaan bahwa menggambar palu arit (lambang Partai Komunis Indonesia/PKI) pada spanduk, jujur saya tidak mengetahui bentukannya seperti apa," ujarnya saat ditemui di kantor WALHI, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).

Lebih lanjut, ketika dalam persidangan, Budi mengatakan penuh dengan kejanggalan. Bahkan, katanya, kuasa hukum mengajukan saksi ahli untuk mengecek kebenaran video tentang dakwaan yang dituduhkan sebagai ajaran komunisme, tidak diperbolehkan oleh hakim sidang.

"Saat kuasa hukum saya mengajukan saksi ahli untuk cek keaslian video, langsung ditolak oleh hakim sidang. Dalam video yang diterima oleh pengadilan, tidak terlihat adanya kepolisian padahal saat itu banyak aparat keamanan yang berjaga-jaga saat aksi berlangsung," ujarnya.

Sementara itu, katanya, ketika dirinya mengalami kriminalisasi, pemilik tambang yaitu perusahaan sempat datangi keluarganya untuk menawarkan modal usaha. Bahkan lanjutnya, manajer eksternal perusahaan tersebut juga menyambangi dirinya saat berada di Lembaga Permasyarakatan (LAPAS).

"Ada orang perusahaan yang datang menawarkan modal usaha dan meminta untuk berhenti lakukan aksi penolakan. Hingga ditelpon oleh humas perusahaan tersebut dan diimingi akan dikasih uang tunai oleh mereka kalau berhenti lakukan aksi penolakan," katanya.

Hingga kini, Budi menyatakan masyarakat sekitar tidak ada yang menolak ataupun melabeli dirinya sebagai komunis. Sebab, warga tidak terpengaruh apalagi saksi dari perusahaan saat itu adalah wartawan yang tidak datang ke lokasi kejadian dan hanya menerima video yang hingga kini tidak diketahui sumbernya.

110