Jambi, Gatra.com – Seorang aktivis di Jambi, Yuniyanto Arif mendapat serangan membabi buta dari sekelompok orang yang diduga tim sukses salah satu Calon Gubernur Jambi. Serangan itu dialami Yuniyanto di rumahnya yang berada di Perumahan Sunderland Blok M, Kota Jambi pada Senin (9/12) tengah malam sekira pukul 23.00 WIB.
Akibatnya, kaca depan rumah dan pintu depan rumah Yuniyanto dirusak massa yang dikabarkan datang menggunakan lima unit mobil dan satu sepeda motor. Kendaraan yang datang terlihat jelas dalam rekaman cctv perumahan tersebut.
“Saya sudah melaporkan peristiwa ini kepada Polsek Kotabaru. Barang bukti kerusakan rumah telah diamankan oleh pihak kepolisian,” kata Yuniyanto kepada Gatra.com, Selasa (10/12).
Menurut Yuniyanto, para penyerang dia kenal persis, di antaranya adalah Idris dan Hamdani. Ia mengatakan sekitar jam 23.00 WIB, Idris datang ke rumah bersama rombongan. “Saya tanya kenapa rame-rame datang ke rumah? Dia (Idris) menjawab kami ini Tim Pak Wali (Wali Kota Jambi),” ujar Yuniyanto bercerita.
Setelah itu, salah satu dari para penyerang langsung mencabut senjata tajam mirip pisau dan berusaha menikam perut Yuniyanto. Untungnya, dia berhasil mengelak. Istri Yuniyanto langsung berteriak ketakutan dan menarik Yuniyanto ke dalam rumah. Akhirnya, para penyerang merusak kaca depan dan pintu rumah.
“Istri saya juga sempat nyaris dilukai dengan senjata tajam mirip obeng panjang. Beruntung, dia bisa mengelak. Setelah itu mereka langsung pergi begitu saja,” katanya. Hingga kini, Yuniyanto mengaku istrinya masih mengalami trauma.
Kejadian ini telah dilaporkan Yuniyanto ke Polsek Kotabaru, Jambi dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor STPL/881/XI/2019/SPKT III pada tanggal 10 Desember 2019.
Yuniyanto menduga peristiwa ini buntut dari perdebatan di media sosial. Persisnya bermula dari tersebar Surat Nomor 005/13690/SJ tertanggal 6 Desember 2019 terkait undangan Mendagri, Tito Karnavian terhadap Wali Kota Jambi, Syarif Fasha dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia.
“Kami berdebat di media sosial kemudian sampai saya diundang di salah satu hotel di Jambi. Di sana kami cekcok mulut, pada malam itu juga. Sampai akhirnya mereka karena tak puas datang ke rumah saya dan menyerang,” ujarnya.
