Home Ekonomi DPR : 2 Juta Ton Pupuk Tak Tersalur, Kementan : Sudah Sesuai

DPR : 2 Juta Ton Pupuk Tak Tersalur, Kementan : Sudah Sesuai

Jakarta, Gatra.com - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan ada selisih penyaluran pupuk subsidi 2018 antara Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebesar 6,05 juta ton dengan alokasi penyaluran sebesar 4,25 juta ton.
 
"Teman-teman DPR nanti pas pulang di dapil ditanya kok saya enggak dapat pupuk subsidi? Yang 2 juta lebih itu. Kok 2 juta nggak dapat? Oh mungkin pemerintah menyediakan dana sekian," tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat Pupuk Subsidi dan Kartu Tani di Ruang Sidang Komisi IV DPR RI, Jakarta, Kamis (12/12).
 
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, kenyataannya realisasi penyaluran seringkali lebih rendah dibandingkan alokasi yang diberikan.
 
"Contoh urea berdasarkan usulan 6 juta ton kita alokasikan 4,2 jt ton. Namun, realisasi penebusan dari petani 4,1 juta ton sampai 31 Desember 2018. Jadi ada sisa tidak ditebus," katanya dalam rapat.
 
Selanjutnya apabila ada kelangkaan pupuk, pemerintah masih memiliki cadangan pupuk subsidi dan setiap.tahun diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
 
Untuk kecukupan pupuk subsidi hingga 31 Desember 2019, Kementan memprediksi akan terjadi kekurangan urea 16.481 ton, sp36 5.744 ton, dan NPK 155.000 ton. Sementara itu ada kelebihan pupuk organik sebanyak 218.965 ton dan ZA sebanyak 511.490 ton.
 
Oleh karena itu, pihak ya akan mengalihkan kelebihan anggaran pupuk organik untuk membeli pupuk urea serta kelebihan anggaran pupuk ZA untuk membeli pupuk NPK.
 
"Per 1 januari penebusan sudah dibebankan kepada alokasi pupuk subsidi 2020 karena tinggal 18 hari kalender," tuturnya.
 
Edhy menjelaskan perbedaan antara RDKK dengan alokasi pupuk kerap terjadi karena keterbatasan dana dan adanya kelebihan pencatatan di daerah.
 
"Masalah dana. Kedua, kwbutuhannya nggak segitu, biasa kalau di tingkat bawah mungkin biar cukup dilebih-lebihkan, padahal tidak efektif juga. Kebutuhannya nggak sebesar itu. Misalnya urea cukup 200 kg per hektare, tapi dibuat 300 kg per hektare," ujarnya kepada Gatra.com.
247