Home Kesehatan Menristek Resmikan Pusat Produksi Sel Punca Nasional

Menristek Resmikan Pusat Produksi Sel Punca Nasional

Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meresmikan Pusat Produksi Sel Punca Nasional kolaborasi antara RSCM-FKUI-PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.

"Istilahnya, meluncurkan pusat sel punca (stem cell centre) ya yang mendapatkan hibah dari Kemenristek di masa lalu, di mana hasil hibah itu ternyata berujung pada stem cell yang sudah dihilirisasi jadi produk. Jadi inilah hasil ideal yang memang kami harapkan terkait inovasi dalam industri ini," kata Bambang Brodjonegoro di FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).

Keberlanjutan penelitian sel punca ini disambut baik karena terus berkelanjutan dan mengalami perkembangan. Sehingga, dapat terus mencakup penyakit yang semakin banyak.

"Kita berharap keberadaan pusat sel punca ini semakin memberikan kesejahteraan buat masyarakat, terutama individu-individu atau pasien-pasien yang mengalami cedera berat, penyakit berat yang ternyata bisa mendapatkan hidup yang lebih baik," ujar Bambang.

Sebelumnya, penelitian terkait sel punca pertama kali dilakukan oleh FKUI-RSCM pada tahun 2008 hingga saat ini. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan pelayanan terapi pada kasus patah tulang, kelumpuhan, diabetes, stroke, hingga penyakit bedah plastik dan lain-lain yang melibatkan 30 dokter subspesialistik dari berbagai keilmuan.

Baca juga: Kanker Darah Efektif Diterapi dengan Donor Sel Punca

Hingga saat ini, sudah lebih dari 300 orang pasien melakukan terapi sel punca yang dibiayai dari berbagai hibah kompetitif senilai lebih dari Rp 36 M. Ke depannya, penelitian sel punca akan dikembangkan untuk pengobatan gagal ginjal akut, nerve regeneration, demensia, alzheimer dan penyakit yang tidak lagi memberikan respon dengan pengobatan konvensional.

Ketua Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Sel Punca RSCM, Dr. dr. Ismail HD, SpOT(K) mengatakan, izin edar yang sedang disiapkan dari Badan POM adalah sel punca dari tali pusat dengan dosis yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan sel punca bagi penyakit yang diderita pasien.

"Nah, yang sekarang ini kita baru mengajukan ke Menteri Kesehatan (Menkes) untuk standar pelayanan sel punca ada 10 penyakit ortopedi dan 18 bedah plastik. Bedah plastik itu penyakitnya seperti kebotakan (alopecia), bekas goresan, serta keriput," terangnya.

Ia menambahkan, salah satu tugas komite selanjutnya adalah untuk memberikan panduan implementasi sel punca. "Jadi intinya ada dua yakni dokter mendapatkan panduan (guide the doctor) dan melindungi pasien (protect the people). Supaya produk-produknya atau layanan itu efektif dan aman," pungkas Ismail.

650