Home Ekonomi Kecelakaan Bus di Perbukitan, Sumsel Butuh Jembatan Lematang

Kecelakaan Bus di Perbukitan, Sumsel Butuh Jembatan Lematang

Palembang, Gatra.com – Peristiwa kecelakaan lalu lintas (lakalantas) Bus Sriwijaya Express yang terjadi di daerah perbukitan mengingatkan bahwa Sumatera Selatan (Sumsel) juga membutuhkan pembangunan infrastuktur jembatan layang.

Hal ini disampaikan Anggota DPRD Sumsel dapil Pagar Alam-Empat Lawang, Alfrenzi Rabu (25/12). “Di balik musibah ini, tidak juga berlebihan jika Sumsel kembali mengingat serta mengusulkan proyek Jembatan Lematang Indah. Lokasi kecelakaan bus itu, ialah kawasan perbukitan yang cukup menanjak dan curam tergolong rawan bagi pengendara. Tahun 2017 lalu, proyek jembatan Lematang pernah hampir terwujud namun batal,” katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam pernah mengusulkan pembangunan jembatan Lematang Indah kepada pemerintah pusat sekitar tahun 2016, mengingat kondisi jalan akses kendaraan antar kota dan provinsi Sumsel merupakan satu-satunya dan semakin padat.

Jembatan Lematang Indah bisa mencontoh jembatan kelok 9 di Sumatera Barat (Sumbar) yang akan memotong jarak tempuh di kawasan perbukitan tersebut.

baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/463456/kebencanaan/menhub-instruksikan-knkt-usut-penyebab-kecelakaan-pagar-alam

Kota Pagar Alam-Kabupaten Lahat dianugerahkan kawasan perbukitan memiliki banyak tebing dan tikungan, diantaranya yang terkenal Tikungan Lematang dan Endikat. Di tikungan Lematang, yang menjadi lokasi kejadian lakalantas ialah jalur yang sangat rawan, setidaknya puluhan tikungan lainnya juga berada di sepanjang jalan tersebut. Selain tikungan, topografi jalan  bertebing juga berpotensi longsor mengancam pengendara yang melintas. “Proyek jemabatan Lematang Indah itu tidak hanya memperlancar angkutan barang dan penumpang, namun mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas akibat medan jalan yang berliku dan curam,” sambung Alfrenzi.

Pembangunan jembatan Lematang Indah yang ditafsir menelan biaya Rp400 miliar telah menyelesaikan syarat Detail Enggineering Design (DED) sekaligus ganti rugi lahan namun belum juga terwujud.

Alfrenzi menilai peristiwa kecelakaan maut dapat dihendari jika pemerintah baik pemerintah kota, Gubernur Sumsel, DPRD Sumsel bisa duduk bersama guna kembali mengusulkan rencana pembangunan jembatan tersebut kepada Presiden Joko Widodo. “Jembatan Lematang Indah sangat perlu dinilai sebagai proyek strategis nasional dengan berbagai manfaat terutama bagi daerah, seperti kelancaran hasil pertanian, kemudahaan akses transportasi dari bandara, dan manfaat ekonomi lainnya,” ungkapnya.

Secara fisik, rencana pembangunan jembatan layang Lematang Indah memiliki panjang bangunan mencapai 1,2 km, lebar 30 meter serta mampu menjangkau radius 7,2 km.

Diberitakan,  Senin (23/12) malam, bus rute Palembang-Bengkulu mengalami lakalantas tunggal di Liku Lematang Desa Peahu Dipo, Pagar Alam hingga jatuh ke jurang setinggi 80 meter yang mengakibatkan 34 penumpang meninggal dunia dan 13 lainnya selamat namun mengalami luka.

375