Home Milenial KPAI Apresiasi Atensi Nadiem Dalam Cegah Kekerasan Anak

KPAI Apresiasi Atensi Nadiem Dalam Cegah Kekerasan Anak

Jakarta, Gatra.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengakui dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, ada sinyal positif Mendikbud dalam mengatasi kekerasan dan perundungan yang terjadi di dunia pendidikan Tanah Air.

"Termasuk dalam ranah cyber bully, itu juga jadi perhatian. Karena menurut Pak Menteri [Nadiem], dalam Permendikbud [Nomor 82 Tahun 2015] itu tidak menyebutkan cyber bully. Hanya menyebut bully di dunia nyata, namun di dunia maya tidak diatur," ujar Retno ketika ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (26/12). 

Baca Juga: Bunuh Diri Artis, Bully Online jadi Fokus Kepolisian Korsel

Retno menjelaskan bahwa dalam pertemuan yang digelar tertutup tersebut, Mendikbud Nadiem juga tampak geregetan tentang penanganan kasus kekerasan pada anak di lingkungan sekolah itu.

Dalam artian, Bagaimana melindung anak-anak dari kekerasan, sementara Kemendikbud tidak bisa menghukum, Tidak bisa memberi sanki. Karena sanksi merupakan area otonomi daerah. Sementara daerah-daerah melakukan pengabaian terhadap itu.

"Nah ini nampaknya [Mendikbud] menjadi gemes, geregetan. Kok bisa seperti ini. Dia sempat nanya sama kita apa yang sebenarnya yang bisa diberikan masukan terkait pencegahan atau penindakan sehingga tidak terulang kembali," jelas Retno.

Baca Juga: Atasi Perundungan, Dosen FIK UNP Dorong Pendekatan Olahraga

Kelak, pengawasan terhadap Permendikbud tersebut mungkin bisa menjadi pemecahan masalah yang selama ini dicari oleh Kemendikbud. Sebab, saat ini masih belum banyak perangkat pendidikan yang tahu isi dari Permendikbud tersebut.

"Dari guru maupun sekolah, apa itu enggak ngerti. mereka gagap karena tidak ada panduan. Sebenarnya Permendikbud itu memandu. Jadi kalau menurut kami sih lah wong Permendikbudnya belum banyak diketahui bagaimana mau dilaksanakan. Jadi efektif atau tidak ya sebenarnya kita beri sosialisasi dulu isinya, lakukan itu dulu baru kita tahu efektif atau tidak," pungkasnya.

75