Home Gaya Hidup Festival Serak Gulo, Ungkapan Syukur Warga Keturunan India

Festival Serak Gulo, Ungkapan Syukur Warga Keturunan India

Padang, Gatra.com - Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Nasrul Abit dan Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah hadir dalam Festival Serak Gulo yang digelar di Masjid Muhammadan, Pasa Gadang, Padang Selatan, Kota Padang, Sabtu (25/1). Tak cuma hadir, keduanya juga terlibat dalam tradisi lempar gula dari atas masjid.
 
Keduanya ikut melemparkan gula dalam rangka Festival Serak Gulo yang digelar oleh keturunan muslim India di Kota Padang. Tradisi tahunan ini sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus memperingati wafatnya ulama Shaul Hamid di India. Pasalnya, semasa hidup telah berjuang menegakkan Islam, dan suka berbagi di India.
 
Pantauan Gatra.com di lokasi, Nasrul Abit dan Mahyeldi melempar gula dari atas Masjid Muhammadan milik muslim keturunan India di kota itu. Keduanya bersusah-payah menaiki atap masjid. Saat sudah sampai di atas Masjid kemudian, dengan dimulai aba-aba mereka langsung melempar gula untuk ditangkap masyarakat yang datang.
 
 
Bukan hanya gula, Nasrul Abit dan Mahyeldi saling "lempar" senyum dan tawa. Keduanya tidak terlihat canggung, meskipun digadang-gadangkan sebagai kandidat yang bertarung pada pemilihan gubernur (Pilgub) nanti. Justru keduanya terlihat sangat harmonis seakan-akan memisahkan urusan politik dalam Festival Serak Gulo itu.
 
"Tradisi budaya masyarakat keturunan muslim India di Padang ini harus dilestarikan. Festival Serak Gulo ini menjadi magnet wisata di Kota Padang, sekaligus menjaga keharmonisan," kata Nasrul, Sabtu (25/1) sore.
 
Menurut mantan Bupati Pesisir Selatan itu, keanekaragaman budaya dan etnis, sudah menjadi bagian masyarakat Kota Padang sejak lama. Adanya Festival Serak Gulo ini, diharapkan akan menjaga keharmonisan yang tercipta di Kota Padang , dengan kebersamaan seperti manisnya gulo (gula) yang dibagikan-bagikan dalam festival tersebut.
 
Begitu pula halnya Mahyeldi Ansharullah, baginya Festival Serak Gulo sudah menjadi bagian kekayaan budaya di Kota Padang. Apalagi, festival ini merupakan tradisi dari keturunan muslim India yang satu-satunya di dunia saat ini. Dengan alasan itu pula, Festival Serak Gulo ini perlu dilestarikan secara berkelanjutan.
 
Menurut Mahyeldi, tradisi Festival Serak Gulo ini bertahan dikarenakan eksistensi masyarakat muslim keturunan India di Kota Padang. Pasalnya, warga keturunan India tersebut sudah membaur dan berdomisili di Kota Padang sejak lama. Bukan hanya di Kota Padang, tapi keturunan India juga tersebar di hampir seluruh wilayah Sumbar.
 
"Festival Serak Gulo ini sudah masuk dalam kelender tahunan pariwisata Kota Padang. Tradisi ini menunjukkan keberagaman kita. Khusus di Padang, keturunan India banyak di kawasan Pasa Gadang, jadi saya harap Jalan Pasar Batipu diganti menjadi Jalan Little India," jelasnya.
 
 
Namun di sisi lain, keharmonisan Nasrul Abit dan Mahyeldi tersebut, banyak yang mengharapkan terwujud bersatu dalam satu panggung pada Pilgub nanti. Pasalnya, masyarakat menilai jika keduanya bersatu untuk dipastikan bisa menang. Apalagi, keduanya ini termasuk sebagai calon kandidat yang diunggulkan saat ini.
 
"Mereka lebih cocok bersatu. Sebab, Nasrul Abit sudah "dibuang" dari Gerindra, dan Mahyeldi juga sudah tak disukai PKS. Tapi salah satunya harus ada yang ngalah untuk jadi wakil, jangan semuanya mau jadi nomor 1," ujar Aldi, seorang pengunjung.
 
291