Manchester, Gatra.com -- Penelitian mengungkap, mumi terkenal Irlandia, Takabuti, terbunuh pada usia dua puluhan oleh seseorang yang menikam punggungnya di dekat bahu kirinya. Takabuti dianggap sebagai wanita berpangkat tinggi yang tinggal di kota Thebes di Mesir Kuno, sekarang Luxor, 2.600 tahun yang lalu. Demikian dailymail.com, 29/1.
Penyebab kematiannya telah menjadi misteri abadi selama beberapa dekade, sejak ia dibawa ke Irlandia pada 1834 dan dibuka untuk pertama kalinya pada tahun berikutnya. Selain penyebab kematiannya, analisis baru tentang jenazahnya yang terpelihara dengan baik mengungkapkan bahwa ia memiliki rambut keriting dan pirang.
Takabuti juga manusia langka yang memiliki dua sifat aneh, hanya ada pada sebagian kecil populasi. Dia memiliki gigi tambahan - 33 bukannya 32 standar - yang hanya ditemukan pada 0,02 persen manusia. Pemindaian juga menemukan ia memiliki vertebra (tulang punggung) tambahan, yang hanya ada di dua persen dari populasi.
Tim ahli dari National Museum NI, Universitas Manchester, Queen's University Belfast dan Kingsbridge Private Hospital menggunakan pemindai sinar-X, pemindaian CT, penanggalan karbon dan analisis rambut untuk mempelajari rahasia kehidupan Takabuti.
Hasil pindaian menunjukkan dia ditikam di punggung atas dekat bahu kirinya dan itu adalah penyebab kematiannya. Luka pisau yang fatal itu disumpal sedemikian ruap dengan kain bercampur resin, yang oleh tim peneliti lain sebelumnya dikira sebagai jantungnya. Namun, setelah hampir dua abad mencari, para peneliti akhirnya menemukan jantung yang sebenarnya, menyusut dan berantakan di bagian dalam dadanya.
Dr Bob Loynes dari Pusat KNH kami di Universitas Manchester, mengatakan kepada MailOnline: "Sementara interpretasi asli paket di dada bagian atas mungkin adalah jantung, penyelidikan baru-baru ini, menggunakan perangkat lunak modern, mengungkapkan bahwa paket khusus ini sebenarnya hanya bahwa - bungkus yang digunakan untuk menutup luka tusuk."
Dia menambahkan: "Setelah pengangkatan jantung selama mumifikasi, jantung itu disimpan, dibungkus, dan kemudian dikembalikan ke rongga dada agar tersedia untuk Upacara Penimbangan Jantung pada saat penghakiman." Paket linen yang direndam resin ini digunakan untuk menutup luka fatal atau sebagai tapal "ajaib" untuk "menyembuhkan luka".
Jantung telah diangkat selama tahap pengeluaran isi sebagian besar organ tubuh dihilangkan. "Kemudian dibungkus dan dikembalikan ke peti dalam upacara yang hanya disediakan untuk sekitar 25 persen mumi non-kerajaan," kata Dr Loynes kepada MailOnline.
Dr Greer Ramsey, Kurator Arkeologi di Museum Nasional NI, mengatakan: "Ada sejarah yang kaya dalam menguji Takabuti sejak dia pertama kali dibuka di Belfast pada tahun 1835."
"Pentingnya mengukuhkan keberadaan hati Takabuti tidak dapat diremehkan karena di Mesir kuno organ ini di akhirat ditimbang untuk memutuskan apakah orang itu menjalani kehidupan yang baik atau tidak," katanya.
Profesor Rosalie David, seorang ahli Mesir dari The University of Manchester mengatakan: "Studi ini menambah pemahaman kita tidak hanya Takabuti, tetapi juga konteks sejarah yang lebih luas dari masa di mana dia tinggal."
Profesor Eileen Murphy, seorang Bioarchaeologist dari Queen's University Belfast School of Natural and Built Environment, mengatakan: "Program penelitian terbaru telah memberikan beberapa hasil yang mengejutkan. Sering dikomentari bahwa dia terlihat sangat damai berbaring di dalam peti matinya, tetapi sekarang kita tahu bahwa saat-saat terakhirnya tidak berarti apa-apa, dan dia mati di tangan orang lain."
"Penelitian yang dilakukan sepuluh tahun yang lalu memberi kami beberapa wawasan yang menarik, seperti bagaimana rambutnya yang merah kemerahan dengan sengaja dikeriting dan ditata," katanya.
"Ini pasti merupakan bagian yang sangat penting dari identitasnya saat dia menolak gaya bercukur gundul yang khas. Melihat semua fakta ini, kita mulai memahami wanita muda mungil dan bukan hanya sekedar mumi," katanya.
