London, Gatra.com - Seorang pria di London ditembak mati polisi setelah melakukan aksi terorisme. Pelaku menikam dua orang pada Minggu (2/2). Sudesh Amman, pria yang ditembak mati itu diketahui baru keluar dari penjara beberapa hari yang lalu. Dia menjalani hukuman kurungan untuk 13 pelanggaran teror.

Menurut laporan Reuters, pada November 2018 Amman mengaku bersalah memiliki dokumen-dokumen teroris dan menyebarkan publikasi teroris. Bulan berikutnya, Desember 2018, ia dihukum lebih dari tiga tahun penjara.

Ketika polisi memeriksa komputer dan telepon Amman, ditemukan unduhan materi tentang membuat bahan peledak dan melakukan serangan teroris. Pesan-pesan di dalam handphonenya menunjukkan bahwa ia telah berdiskusi dengan keluarganya, teman-teman dan kekasihnya tentang pandangan ekstremnya dan keinginan untuk melakukan serangan.

Pada Desember 2017, Amman memposting foto pemimpin Negara Islam Abu Bakar al-Baghdadi di akun media sosialnya. Dia mengatakan kepada saudara lelakinya dalam sebuah pesan bahwa "Negara Islam akan tetap di sini."

Amman juga pernah mengatakan bahwa perempuan-perempuan Yazidi adalah budak dan diperbolehkan untuk diperkosa. Selain itu, ia pernah mendukung kekasihnya untuk memenggal orang tuanya. 

Polisi menyatakan bahwa Amman membagikan majalah online al-Qaeda kepada keluarganya dan dalam sebuah diskusi mengenai sekolah dengan saudaranya, ia menyatakan bahwa lebih baik baginya "untuk meledakkan diri".