Home Kesehatan Pemerintah Indonesia Antisipasi Flu Burung di Cina

Pemerintah Indonesia Antisipasi Flu Burung di Cina

Jakarta, Gatra.com - Belum berakhir wabah virus novel corona, Cina kembali diserang dengan virus H5N1 yang dikenal sebagai flu burung. Kantor berita Reuters melaporkan pada Sabtu (1/2), bahwa ada penyebaran virus flu burung di sebuah peternakan di kota Shaoyang, provinsi Hunan, Cina.

Peternakan tersebut memiliki 7.850 ayam dan 4.500 di antaranya mati akibat flu burung. Diketahui, pihak berwenang setempat telah membunuh 17.828 unggas dengan adanya wabah tersebut.

Maka, selain mewaspadai penularan virus novel corona, pemerintah Indonesia melalui kementerian dan lembaga juga mengantisipasi penyebaran virus flu burung ini.

"Soal flu burung kami ikuti lagi di Cina, bukan hanya kasusnya tapi juga perkembangan ilmu pengetahuan tentang H5N1. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap mengantisipasi virus pada unggas," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Anung Sugihantono di kantornya, Senin (3/2).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi sudah menyampaikan kebijakan strategis dalam rapat terbatas (ratas) untuk menutup penerbangan dari dan ke mainland Cina mulai Rabu pukul 00.00. Sehingga, tidak ada perjalanan dari Indonesia ke Cina dan sebaliknya untuk mencegah penyebaran virus novel corona dan H5N1.

Menurut Anung, virus flu burung ini menjadi ranah Kementerian Pertanian (Kementan), mengingat kasus ini memiliki jumlah kematian unggas yang cukup banyak, ini adalah ranahnya Kementan. Namun, Kemenkes tetap punya pembelajaran dengan flu burung dan MERS-CoV untuk meningkatkan pemahaman serta tanggung jawab masyarakat di dalam menjaga kesehatan dirinya.

"Kami memang belum membuatkan edaran lanjutan yang berkenaan pada kematian hampir 45 ribu unggas yang dilaporkan hingga saat ini. Tetapi kami sudah kontak dengan Kementan yang hari ini kebetulan bersama-sama sedang ke daerah Jawa Tengah bersama staff kami untuk selalu meningkatkan kewaspadaan di sektor peternakan," pungkasnya.

163