Home Kebencanaan Kodam IV/Diponegoro Siagakan 8.700 personel Tanggap Bencana

Kodam IV/Diponegoro Siagakan 8.700 personel Tanggap Bencana

Kota Magelang, Gatra.com - Kodam IV/Diponegoro menyiagakan 8.700 personel untuk mengantisipasi bencana di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sejumlah daerah di Jateng rawan bencana banjir, longsor, dan angin kencang.

Hal itu diungkapkan Panglima Dearah Militer (Pangdam) IV/ Diponegoro, Mayjen Mochamad Effendi, saat menghadiri Rapat Pimpinan TNI-Polri mengantisipasi situasi kamtibmas di wilayah Jawa Tengah, Kamis (6/2).

Menurut Jendral Bintang dua ini , ancaman bencana alam juga dapat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. “TNI siap membantu kepolisian. Kalau tadi polisi menyiapkan 2/3 kekuatan, kami menyiagakan 1/3 kekuatan pasukan,” kata Pangdam Mayjen Mochamad Effendi.

Jumlah personel Kodam IV/ Diponegoro saat ini mencapai 26 ribu prajurit. Menurut Mayjen Mochamad Effendi, semuanya dalam kondisi siap menangani bencana jika situasi dan kondisi membutuhkan.

Untuk diketahui, Bupati Zaenal Arifin dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana 2020 di Bogor, Jawa Barat, 4 Februari 2020.

Baca juga Pimpinan TNI-Polri Jateng Bahas Pengamanan Pilkada Serentak

Menurut Bupati, Rakornas tersebut sangat penting sebagai upaya sinkronisasi program pusat dan daerah dalam penanggulangan bencana. Sehingga penanganan bencana bisa lebih terencana dan komprehensif.

“Rakornas sangat penting. Pelibatan semua pemangku kepentingan juga diharapkan bisa semakin menguatkan ketangguhan bangsa dalam menghadapi ancaman bencana di setiap daerah,” kata Zaenal di sela-sela Rakornas Penanggulangan Bencana 2020.

Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edi Susanto mengungkapkan penanggulangan bencana masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sekaligus menjadi salah satu prioritas Bupati Magelang sebagai bentuk komitmen memberikan pelayanan dan rasa aman bagi masyarakat.

“Semoga Allah meridhoi upaya kita dalam penanggulangan bencana, meski wilayah Kabupaten Magelang merupakan wilayah yang rawan bencana,” ungkap Edi.

Sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang berupa pegunungan dan perbukitan yang rawan bencana longsor dan angin kencang (puting beliung). Pemerintah segera menyusun rencana kontingensi (kedaruratan) agar tata laksana pasca bencana dapat berjalan baik.

Pemerintah, dunia usaha, akademisi atau pakar, serta masyarakat dan media massa diminta berkolaborasi melakukan langkah pencegahan, pengelolaan lingkungan, rekonstruksi, hingga rehabilitasi dampak bencana.

450