Home Internasional Corona Bikin Resah, Saham Asia Dibuka Merah

Corona Bikin Resah, Saham Asia Dibuka Merah

Sidney, Gatra.com - Naiknya jumlah korban yang terserang virus corona, nampaknya memberikan sentimen negatif pada pasar saham Asia. Hal itu terbukti dari pembukaan perdagangan saham terakhir di pekan ini, Jumat (7/2), yang dibuka pada zona merah.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,25 poin menjadi 23.813. Indeks Hang Seng tergerus 0,54% ke 27.346. Indeks Taiex turun 1,02% menjadi 11.629. Sedangkan indeks Kospi turun 0,78% menjadi 2.210. Begitu juga dengan indeks Straits Times yang turun 0,70% ke 3.208 dan indeks FTSE Bursa Malaysia turun 0,20% menjadi 1.549.

"Tingkat infeksi tidak melambat. Karenanya, saya sedikit terkejut dengan cara investor Eropa dan AS menangani keadaan ini. Saya pikir reaksi di kawasan Asia-Pasifik akan jauh lebih masuk akal. [Namun] ada ketidakpastian nyata," kata Kepala Strategi Pasar di broker CMC Markets di Sydney, Michael McCarthy, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/2).

Tidak hanya di pasar saham, pengaruh corona juga nampaknya telah memukul harga komoditas. Hal itu dikarenakan peran Cina sebagai salah satu konsumen terbesar di kawasan global.

Harga minyak mentah bahkan telah menyentuh titik terendahnya pada perdagangan Selasa lalu (4/2). Namun perlahan mulai naik lagi setelah OPEC mengungkapkan rencana mereka untuk memangkas produksi tambahan hingga 600.000 barel per hari dari yang ada saat ini 2,1 juta barel per hari.

Pada perdagangan Jumat (7/2), harga minyak mentah AS CLc1 menguat, menjadi US$51,37 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent ditutup pada harga US$55,12 per barel.

Sedangkan untuk harga emas, masih cenderung menguat pada pekan ini. Harga emas naik ke level US$1,565,76 per ons. "Kami pikir, permintaan komoditas akan pulih lagi secara bertahap mulai kuartal kedua," kata analis komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar.

"Tetapi risiko dalam waktu dekat adalah bahwa Asia membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali bekerja agar dapat menahan penyebaran virus," imbuhnya.

50