Home Milenial Millenial Peringati Perang Banjarnegara dengan Penghijauan

Millenial Peringati Perang Banjarnegara dengan Penghijauan

Banjarnegara Gatra.com – Memperingati pecahnya perang gerilya di Banjarnegara, Jawa Tengah, siswa SMA Negeri 1 Sigaluh, melakukan aksi bersih-bersih dan tanam pohon buah di kompleks monumen perjuangan di Desa Bandingan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara.

Koordinator siswa, Tegar Putratama Fahriza mengatakan ia prihatin dengan kondisi monumen bersejarah ini. Pasalnya, meski berada di tepi ruas jalan nasional, monumen ini terkesan tak terawat karena dipenuhi dengan semak dan rumput ilalang. Sebab itu, mereka kemudian membersihkan sekaligus menanam tanaman buah di sekitar monumen.

Dia menjelaskan, Februari selalu menjadi hari istimewa untuk masyarakat Banjarnegara. Pasalnya, 73 tahun yang lalu terjadi pertemuran sengit antara tentara Belanda dengan pejuang pada masa agresi militer. Pada 6 Februari 1947, pejuang menghadang tentara Belanda sehingga pecah pertemuran di Banjarnegara.

“Ketika pertempuran penghadangan terhadap tentara Belanda, 73 tahun yang lalu terjadi. Karenanya kita merasa perlu membersihkan monumen ini,” kata Tegar, Sabu (15/2). 

Dia mengemukakan, para siswa membersihkan area monumen dengan alat seadanya. Kemudian, mereka menanam tanaman buah sebagaimana program yang telah dilaksanakan di sekolahnya, Tabuhlah atau program tanam buah di sekolah.

“Kami menanam buah di sini agar ada nilai tambah. Harapanya ini bisa menggugah pihak terkait untuk merawat monumen yang ada di Banjarnegara,” jelasnya.

Guru Sejarah SMA Negeri 1 Sigaluh yang juga Pengurus Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Heni Purwono mengaku bangga dengan apa yang dilakukan oleh siswanya. Terlebih para siswa rupanya memiliki kesadaran sejarah lokal yang tinggi.

"Saya hanya memancing mereka untuk memerhatikan monumen tersebut. Ternyata mereka malah tergerak untuk membersihkan dan juga menanam pohon di sana. Saya pikir konsep merdeka belajar dapat diterapkan untuk sejarah dengan belajar langsung ke objek bersejarah seperti ini,” kata Heni.

Heni juga menilai monumen perjuangan tersebut punya potensi menjadi destinasi sejarah yang baik. Apa lagi di sebelah utara ada pemandangan sungai Serayu dan persawahan yang indah. Penanaman tanaman buah itu diharapkan membawa nilai tambah agar monumen ini lebih banyak dikunjungi dan semakin terawat.