Home Gaya Hidup Grand Inna Tunjungan Andalkan Nasi Rawon sejak Zaman Belanda

Grand Inna Tunjungan Andalkan Nasi Rawon sejak Zaman Belanda

Surabaya, Gatra.com - Sebagai kota metropolitan, Surabaya menawarkan banyak restoran dan pusat kuliner dengan beraneka ragam menu. Tidak hanya di restoran, dunia perhotelan juga berlomba-lomba menyajikan kuliner terbaiknya untuk menarik hati pelanggan.

Seperti yang lumrah ditemukan di hotel berbintang, banyak masakan dari Tiongkok, Jepang, Korea, Arab, hingga Western yang disajikan dalam menu kesehariannya. Namun tidak semua restoran di dunia perhotelan mengandalkan kuliner yang diambil dari budaya luar negeri.

Salah satu contohnya adalah Grand Inna Tunjungan. Hotel ini dibangun sejak zaman Belanda dengan nama Hotel Simpang Voorhen Broekmen pada tahun 1899. Hingga kini, Grand Inna Simpang masih mengusung dan mengandalkan makanan khas Jawa Timur.

General Manager Grand Inna Tunjungan, Fajar Subeni mengatakan, jenis masakan Jawa Timur terbilang banyak. Makanan khas Surabaya saja, juga sudah sangat beragam.

Karena banyaknya varian itulah yang menjadi alasan Grand Inna Tunjungan sengaja mengusung masakan khas Jawa Timuran. Harapannya, semua tamu wisatawan domestik maupun mancanegara dapat menikmati makanan khas di Jawa Timur.

"Makanya itu, makanan di Jawa Timur ini harus diangkat. Macamnya banyak, makananya juga enak, dan tentu tidak kalah dengan tempat-tempat lain," kata Beni ditemui Gatra.com di Grand Inna Tunjungan, Rabu (19/2).

Menurut Beni, ada nilai plus dari upaya pelestarian kuliner khas Surabaya dan Jawa Timur. Menurutnya, Grand Inna Tunjungan bermain pada segmen tamu wisatawan domestik.

Karena mayoritas tamunya wisatawan domestik, kuliner khas Jawa Timuran itulah yang menjadi andalan. Kaitannya, dengan lidah dan cita rasa orang Indonesia.

"Kalau makanan luar, namanya lidah belum tentu cocok. Untuk itulah kami angkat (kuliner Jawa Timuran). Karena justru makanan Indonesia itu luar biasa (enak) dibandingkan masakan negara lain," terang Beni.

Executive Chef Grand Inna Tunjungan, Andi Karjono mengatakan ada sejumlah menu masakan khas Jawa Timuran yang tersaji, mulai dari Nasi Rawon, Pecel, Gurame Kenjeran, Bebek Tugu Pahlawan, Sop Buntut, dan Nasi Timbel yang merupakan makanan khas Jawa Barat.

"Kalau seafood, kami punya cumi-cumi untuk snack dan ada juga udang pasir emas," kata Chef Andi.

Meski bejibun jenis menu masakan yang tersedia, Chef Andi mengatakan jika Nasi Rawon dan Sop Buntut yang menjadi primadona dikalangan para tamu. Bahkan, lanjutnya, Nasi Rawon juga menjadi incaran tamu asing.

Menurutnya, bisa jadi para tamu asing, pernah melancong ke negara Asia Tenggara. Salah satunya, Indonesia. Andi mengatakan bahwa dirinya pernah menerima pesanan masakan Jawa Timuran dari tamu asing.

"Kadang saya kaget juga. Tamu asing minta gado-gado atau nasi rawon. Tapi beda dengan tamu asing yang belum pernah ke Surabaya. Mereka selalu (banyak) bertanya. Setelah itu, ya dicoba," tuturnya.

Terkait cita rasa beda budaya itu, Chef Andi mengaku tidak menerapkan cara khusus terhadap masakan khas Jawa Timurannya. Hanya, jika ada tamu yang vegetarian, dirinya langsung menyuguhkan sejumlah menu yang bahan bakunya hanya terdiri dari nasi dan sayur-mayur.

724