Home Kebencanaan Polisi Periksa 6 Pembina SMPN 1 Turi, Belum Ada Tersangka

Polisi Periksa 6 Pembina SMPN 1 Turi, Belum Ada Tersangka

Sleman, Gatra.com – Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum menentukan siapa pihak paling bertanggung jawab atas peristiwa hanyutnya para siswa SMP N 1 Turi di Sungai Sempor, Sleman, Jumat (21/2). Para pembina Pramuka sekolah tersebut tengah diperiksa.

Kepala Bidang Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan enam pembina Pramuka telah diperiksa di kasus ini. “Total pembina Pramuka dalam kegiatan itu ada tujuh orang. Tapi yang kami periksa enam,” kata dia di SMP N 1 Turi, Sleman, Sabtu (22/2).

Yuliyanto mengatakan enam pembina Pramuka itu mendampingi 256 siswa saat kegiatan susur sungai. Adapun seorang pembina tidak ikut ke sungai saat kegiatan berujung tragis tersebut.

Ia mengatakan Polda DIY belum bisa memastikan siapa pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa itu. Yuliyanto mengakui perlu hati-hati dalam mengungkap kejadian ini.

“Kami belum bisa menentukan di antara mereka ini siapa yang bisa bertanggung jawab penuh, perlu hati-hati. Mereka yang diperiksa ini juga jelas statusnya. Keberadaan juga jelas. Mereka statusnya guru sekolah,” ujarnya.

Yuliyanto berkata para pembina Pramuka ini juga tak menutup kemungkinan ditetapkan sebagai tersangka jika bukti mencukupi. “Bisa saja. Semua bisa memungkinkan dijadikan tersangka,” ucapnya.

Ia mengatakan, para pembina juga diperiksa oleh pengurus Pramuka Kwarda DIY. Hal ini untuk mengetahui standard operational procedur (SOP)  kegiatan Pramuka yang mempunyai risiko tinggi. “Para siswa juga akan diperiksa, tapi saat ini masih dalam keadaan trauma,” ucapnya.

Kegiatan Pramuka menyusuri Sungai Sempor di Kecamatan Turi, Sleman, oleh para murid SMPN 1 Turi menyebabkan delapan siswa meninggal dunia, dua hilang, dan 23 luka-luka. Mereka terseret arus sungai pada Jumat (21/2) sore.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memberikan informasi cuaca pada Jumat itu.

Saat itu, ada peringataan diri berupa potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Kecamatan Turi, Pakem, dan Tempel pukul 13.00 sampai 15.00 WIB .

Kegiatan susur sungai itu berlangsung pada 14.30 WIB. “Pada saat itu cuaca di sekitar lokasi kejadian masih belum hujan. Tapi di hulu sudah terjadi hujan,” katanya.

Air dari hulu sungai pun mengalir semakin deras ke bawah hingga membuat sejumlah siswa hanyut. “Sampai saat ini masih delapan orang korban meninggal dunia yang telah dievakuasi dan diidentifikasi. Sementara untuk yang masih pencarian ada dua orang,” ucapnya.

Reporter: Ridho Hidayat

227