Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menilai bahwa saat ini harus ada perubahan paradigma tentang kebudayaan dimana pemaknaan kebudayaan bukan sekedar sebuah aktivitas seperti seni, tari, bahkan baju, tapi juga harus ada aktivitas unik ataupun keterampilan yang unik.

Nadiem mencontohkan Bali dan Yogyakarta yang selama ini menjadi salah satu daerah yang sukses menerapkan budaya sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat lokal.

"Itu kekuatan budaya. Jadi, definisi budaya harus kita ekpansi. Budaya jangan memikirkan harus ada seninya, tarinya, baju. Budaya bukan hanya dilihat dari tradisi, tapi di masingmasing daerah apa saja aktivitas unik, apa UMKM unik, apa tempat-tempat budaya sehari-hari yang unik, apa jenis produk, jenis keterampilan, yang bisa dikenalkan," kata Nadiem saat ditemui paska Rakornas Kebudayaan, Rabu (26/2/2020).

Oleh karenanya, Nadiem menginginkan agar budaya tidak dilihat secara terpisah. Nadidm berpesan, Kepala dinas harus mulai pikirkan potensi daerahnya.

"Misal, kalau ada orang dari luar dalam tujuh hari perhatikan kemana saja, apa rencana perjalanan, pada saat bisa menjawan itu dan jawabannya hal menarik itulah kita bisa mulai melakukan pemanfaatan dan pengembangan didukung pusat dan daerah," tutur Nadiem

Sehingga, Nadiem mengharapkan perwakilan dinas yang hadir dalam Rakornas Kebudayaan tersebut tidak hanya sekedar mendengatkan pidato, juga mampu memhuat pitching tentan kebudayaan di darrah masing-masing.

"Makanya kami undang bukan untuk mendengar pidato, tapi untuk membantu memberikan pitching. Daerah bapak ibu apa yang bisa dilakukan dalam 5-7 hari. pagi sampai malam, apa yang membuat unik dan mengandung unsur budaya," pungkasnya.