Home Hukum Cerita Megawati Prabowo, Dari Kopi Johny Ikuti Jejak Hotman

Cerita Megawati Prabowo, Dari Kopi Johny Ikuti Jejak Hotman

Semarang, Gatra.com - Sebagian orang beranggapan dengan menyandang gelar Putri Indonesia bakal mudah mendapatkan dunia karir yang cemerlang. Utamanya pada karir dunia entrainment, bisa penyayi, artis, maupun presenter seperti kebanyakan para alumni Puteri Indonesia.

Hal tersebut rupanya tak berlaku bagi seoarang bernama Megawati Prabowo (25), penyandang gelar Puteri Indonesia Favorit Jawa Tengah 2017, mantap memilih karir berprofesi sebagai advokat.

Awal karir, Megawati Prabowo memang memilih dunia entertainment, sebutlah dunia modelling sampai menyanyi, akrab bagi dara alumni S1 Hukum Uiversitas Pancasila Jakarta. Hingga akhirnya ikut ajang Putri Indonesia mewakili Kota Semarang menyandang Puteri Indonesia Favorit Jateng 2017.

“Dari dunia model, menyanyi memang sedari kecil, sebagai lompatan mencari relasi dan mengasah mental saat menjadi advokat,” kata Megawati, saat dihubungi Gatra.com, Minggu (1/3).

Pemilik nama unik gabungan dua nama politisi elit Indonesia tersebut ternyata sudah mendapat gelar advokat dengan diambil sumpah advokat oleh DPN Peradi pada Kamis (27/2) di Hotel MG Setos Semarang, sebagai modal mengarungi dunia perbantuan hukum di tanah air.

Menurutnya, bukan hal mudah untuk menyandang gelar advokat, bahkan semula dia berpikir jika seorang advokat merupakan profesi yang sangat mudah dijalani. Menguasai ilmu hukum saja tidak cukup harus turun langsung ke lapangan.

“Aku harus menempuh S1 Ilmu Hukum, dilanjut S2 Magister Ilmu Kenotariatan sampai pada aku disumpah advokat,” katanya.

Guna menambah ilmunya, gadis berambut panjang tersebut kini terdaftar sebagai mahasiswa S3 Doktoral Hukum di Universitas Sultan Agung Semarang. Gelar kandidat doktor dia dapat pada 22 februrari 2020 dari Kepala Prodi.

Dia sukses menjalani ujian proposal doktoral berjudul, “Rekonstruksi Kebijakan Hukum Pidana dalam Upaya Menanggulangi Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga yang Berbasis Nilai Keadilan”, mendapatkan IPK 3,76 dan cumlaude.

Jalan panjang lainnya, yakni magang pada advokat ternama Hotman Paris Hutapea, di Kopi Johny Kelapa Gading dan LBH tempat pengacara tajir tersebut melayani para klien kaum papa, Megawati Prabowo setia menemani Hotman, bahkan sesekali dia membantu penyelesain kasus klien.

“Saya sudah kenal Bapak Hotman sudah lama, tahun 2016 saya magang dan dibimbing dari nol,” kata jebolan S2 Kenotariatan Undip Semarang.

Beraneka ragam ilmu dia dapat selama magang. Sosio kultural mayoritas menengah kebawah menjadikan Megawati Prabowo profesional dalam membantu pemberian bantuan hukum yang tidak mengecewakan.

“Kebanyakan masalah tanah hak waris, banyak juga penyiksaan, KDRT, gono gini dan hak waris istri saat suami meninggal apalagi istri yang lebih dari satu,” paparnya.

Kendati yang dibantu merupakan kaum menengah kebawah, tak jarang dari mereka juga memberikan imbalan. Tentunya Megawati tak menarip biaya dari upaya hukum yang dia berikan.

“Pernah waktu itu diberi keripik tempe dan pisang karena memang dari masyarakat menengah kebawah. Tapi aku menolak saat dikasih parcel lebaran,” bebernya.

Selain berguru pada Hotaman, di Semarang sebagai daerah asalnya, Megawati juga mendapat bimbingan dari advokat Sutrisno dan HD Djunaedi, sebagai Korwil DPC Peradi Jateng.

Terdekat, dia akan membuka kantor hukum bersama rekan. Selama dia bergulat dalam dunia advokat mengaku tidak akan mencampuradukan antara dunia enterainment yang pernah membesarkan namanya dengan saat proses hukum.

“Sekarang saya punya kantor, apalagi sudah disumpah advokat saya harus bisa membagi waktu karena profesi advokat itu bukan sembarangan, tidak boleh dicampuradukan dengan kegiatan entertain dengan saya ada di pengadilan,” katanya.

1368