Home Kebencanaan Cuaca Ekstrem, Masyarakat Sumbar Diimbau Waspada Kebakaran

Cuaca Ekstrem, Masyarakat Sumbar Diimbau Waspada Kebakaran

Padang, Gatra.com - Sejak dua pekan terakhir, kondisi cuaca ekstrem melanda sejumlah daerah Sumatera Barat (Sumbar). Mulai dari suasana kering dengan suhu di atas 30 serajat celsius, dan angin kencang yang dikawatirkan berdampak mudahnya kebakaran.

Wakil gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati, termasuk di antaranya penggunaan listrik dan menyalakan kompor. Misalnya, mencek saluran listrik serta kabel, hingga barang elektronik yang menggunakan daya listrik.

"Kalau keluar rumah, pastikan semua colokan listrik yang membahayakan dicabut. Kapan perlu cek instalasi listrik di rumah, jangan sampai terjadi konsleting listrik," kata Nasrul, Minggu (1/3) di Padang.  

Selain itu, ia juga mengingatkan bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berpotensi terjadi pada saat cuaca saat ini. Maka itu pula dia mengimbau, agar masyarakat lebih hati-hati membakar lahan. Hal ini dikhawatirkan api cepat meluas ke rumput kering, apalagi angin kencang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman juga menambahkan, pihaknya menggelar rapat dengan Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau, bahwa saat ini cuaca Sumbar lebih kering, panas, dan diiringi angin kencang.

Menurutnya, kondisi seperti ini Sumbar memang berpotensi terjadi Karhutla, dan itu merata terjadi di seluruh daerah. Hal ini berpijak Karhutla pada tahun lalu, seperti  di Kabupaten Pesisir Selatan, Dharmasraya, Agam, Sijunjung, Sawahlunto, Limapuluh Kota, Pasaman Barat, dan lainnya.

Erman mengakui, kebakaran lahan yang terjadi di Sumbar biasanya disebabkan rata-rata unsur kesengajaan. Salah satunya, petani yang membuka lahan, dan cara melakukan pembakaran. Akibatnya, kebakaran meluas ketika lahan itu ditinggalkan, karena bekas api pembakaran tidak dipadamkan.

"Jadi kita mengimbau, agar masyarakat lebih hati-hati membakar hutan. Sebelum lahannya ditinggalkan, matikan apinya sampai pendinginan, agar sisa-sisa api hidup dan meluas," imbuhnya.

123