Home Kesehatan Tisu Basah Tak Bisa Jadi Masker Alternatif

Tisu Basah Tak Bisa Jadi Masker Alternatif

Pati, Gatra.com - Maraknya informasi yang beredar di jagat maya, terkait penggunaan tisu basah sebagai masker alternatif, dinilai tidak efektif sebagai langkah preventif sebagai dampak mulai masuknya Covid-19 atau Virus Corona di Indonesia.
 
Direktur RSUD RAA Soewondo Pati, dr Suworo Nurcahyo mengatakan, masker dibuat khusus untuk mencegah virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh. Sementara fungsi itu tidak dimiliki pada bahan tisu basah.
 
"Masker memiliki lapisan-lapisan tertentu, di luarnya, di dalamnya, di tengahnya ada untuk menyaring bakteri dan virus, kemudian masih dilapisi lagi. Kalau tisu basah kan cuma tisu basah saja, gak ada pelapis-pelapis seperti masker. Kurang aman, tidak disarankan," ujarnya kepada Gatra.com saat ditemui di ruangannya, Rabu (4/3).
 
 
Selain itu, ia menyebutkan jika kebiasaan mencuci tangan sangat berpengaruh untuk menghindarkan Covid-19. Kebiasaan ini tidak mengharuskan memakai cairan antiseptik seperti Hand Sanitizer.
 
"Tidak harus hand sanitizer, jadi kalau saat ini masker dan hand sanitizer mulai langka karena takut. Sebenarnya malah bagus pakai sabun dan air mengalir untuk cuci tangan, gak harus hand sanitizer. Namun memang, untuk di luar ruangan kan gak mungkin bawa sabun sama air," paparnya.
 
Guna menghindarkan diri dari virus, ia menyarankan, untuk sementara waktu menghindari ruang publik yang ramai akan interaksi.
 
"Jangan sering menyentuh muka, hindari itu. Kadang-kadang kan belum cuci tangan langsung sentuh muka. Hindari cipika-cipiki untuk sementara," imbuhnya.
 
Paling utama, dr Suworo menambahkan, jika ada warga yang merasa terkena virus corona lantaran memiliki riwayat bersinggungan dengan Warga Negara Asing (WNA), serta lepas dari perjalanan luar negeri.
 
"Kalau bisa jangan langsung pergi sendiri di klinik untuk berobat, jangan. Telepon saja bisa ke Dinkes atau rumah sakit, nanti ada tim yang akan menjemput," terangnya.
 
Hal tersebut untuk menghindarkan penularan virus corona. "Dinas Kesehatan bisa mengkoordinir. Dinkes maupun rumah sakit bisa jemput bola untuk si suspect, agar tidak menyebar kemana-mana," ungkapnya.
381