Home Ekonomi Rob Air Payau, Petani Galau, Tanam Padi Kudu Diulang-ulang

Rob Air Payau, Petani Galau, Tanam Padi Kudu Diulang-ulang

Cilacap, Gatra.com – Ratusan petani di sebagian wilayah Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah kesulitan menanam padi di sawah mereka. Pasalnya, tanam kali bersamaan dengan puncak musim penghujan yang kerap menyebabkan banjir air payau.

Pengurus Kelompok Tani Rawaapu, Ahmad Yunus mengatakan kesulitan tanam ini terutama terjadi di sawah yang berada di kawasan sedimentasi Laguna Segara Anakan. Tanaman padi muda mati saat terkena air payau. Terlebih, jika rendaman terjadi berhari-hari.

Akibatnya, dalam satu kali musim tanam, petani bisa tanam dua hingga tiga kali. Pasalnya, tanaman padi muda kerap terendam banjir air asin saat terjadi banjir rob yang diperparah oleh meningkatnya debit air sungai pasang surut pada musim hujan ini.

“Yang jadi masalah, mereka ketika tanam, karena itu air payau, kalau kena air laut biasanya mati. Harus tanam lagi. Jadi satu kali panen, bisa tanam dua sampai tiga kali,” katanya.

Dia mengklaim, di wilayah rendaman, sebagian besar warga bertani secara organik, tanpa pupuk kimia. Pasalnya, tanahnya masih sangat subur. Dia pun yakin beras yang dihasilkan lebih sehat. Namun, karena terkendala banjir air asin, dalam setahun petani hanya panen sekali. Adapun luasan lahan di Rawaapu mencapai 700 hektare lebih.

“(Potensi kita) padi yang tidak memakai pupuk kimia. Obat-obatan juga nihil. Hanya kemudian berasnya karena tidak memakai pupuk kimia (sintetis) segala macam, itu lebih sehat,” ujarnya.

Yunus mengungkapkan pihaknya sudah pernah melaporkan persoalan ini ke dinas pertanian. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada respons atas persoalan yang dihadapi petani ini. Kata dia, kondisi ini juga terjadi di beberapa desa lain sekitar Rawaapu, seperti Desa Buluhpayung dan Cimrutu. “Kalau dihitung secara keseluruhan mencapai sekitar 2.000 hektare,” kata Yunus.

829