Jakarta, Gatra.com - Pemerintah masih mengkaji wacana pemulangan eks-WNI yang pernah bergabung dengan ISIS. Ada kemungkinan anak-anak dan perempuan eks-WNI tersebut diizinkan untuk kembali ke Indonesia.

“Memang ada kebijakan [anak] yatim piatu akan dipulangkan. Karena mereka tidak menjadi bagian dari gerakan itu. Tanggung jawab negara karena anak terlantar yang tidak punya ibu dan ayah. Tetapi masih dikaji,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Dony Gahral Adian, dalam diskusi publik bertajuk "WNI ISIS Dipulangkan atau Dilupakan" di Jakarta, Sabtu (7/3).

Menurut Dony, anak-anak yang dipertimbangkan adalah yang berusia di bawah 10 tahun karena dianggap belum dewasa. Namun, wacana tersebut masih dikaji pemerintah.

“Kenapa masih dikaji? kita tidak tahu keterpaparannya. Artinya, ada yang hanya ikut-ikutan saja, ada yang kemungkinan sudah terpapar,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan remaja kombantan ISIS. Pemerintah masih mengidentifikasi apakah mereka terlibat atas kesadaran dan ideologinya sendiri atau hanya terpengaruh.

“Tidak terlepas kemungkinan kalau remaja secara sadar mengikuti itu. Mereka kan punya pegangan ideologis yang digunakan prinsip secara militan,” ucap Dony