Home Kesehatan Pemprov Jatim Luncurkan Situs Deteksi Dini Covid-19

Pemprov Jatim Luncurkan Situs Deteksi Dini Covid-19

Surabaya, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur kembali berupaya menekan penyebaran wabah Covid-19. Yang terbaru, Pemprov meluncurkan website deteksi dini Covid-19 Rabu (18/3).

Masyarakat dari semua kalangan dan usia dapat mengakses website tersebut di laman: checkupcovid19.jatimprov.go.id. Masyarakat dapat mengakses situs tersebut secara gratis dan tanpa mencatumkan data diri atau identitas pribadi apapun.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, masyarakat dapat mengakses situs itu sewaktu-waktu sebelum melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Situs tersebut, lanjutnya, juga tidak terbatas di Jawa Timur.

Baca juga: 2 Lagi Pasien Positif Corona di Jatim, 1 Meninggal

Maksudnya, masyarakat dapat mengakses situs itu dari manapun. Jadi, jika ada warga Jawa Timur yang sedang berada di luar negeri, juga dapat mengakses situs itu.

"Wilayah Jawa Timur yang seluas dan sepadat ini penduduknya, maka self check menjadi salah satu solusi. Jadi, bisa self check di manapun. Kemudian bisa konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat," kata Khofifah di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (18/3).

Khofifah mengingatkan bahwa situs tersebut bukan menentukan apakah pengaksesnya positif Covid-19 atau tidak. Masyarakat dapat menghubungi nomor kontak 1500 117 jika hasil screening awal pada situs tersebut mengarah pada adanya potensi terjangkit Covid-19.

Masyarakat yang menghubungi nomor kontak tersebut akan tersambung dengan Call Center. Di dalam Call Center tersebut, sudah siaga petugas khusus Covid-19 yang disebut Tim Penyakit Infeksi New-emerging dan Re-emerging (PINERE) dan tim untuk menangani bencana alam.

Dengan kata lain, situs tersebut menyajikan prediksi atau gambaran awal apakah seseorang perlu memeriksakan diri ke rumah sakit atau tidak. Supaya, tidak ada penumpukan masyarakat yang sebenarnya sehat-sehat saja, di rumah sakit.

"(nomor kontak itu) akan tersambung dengan Tim PINERE. Sebenarnya, format (cara) seperti ini dapat mengurangi kemungkinan penumpukan pasien (di rumah sakit)," jelas Khofifah.

Senada, Tim Satgas Covid-19 Jawa Timur dr. Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan, situs tersebut bersifat self assesment. Maksudnya, situs tersebut tidak dapat mendiagnosa apakah seseorang benar-benar positif terjangkit Covid-19.

"Bayangkan 40 juta penduduk Jawa Timur di cek (periksa kesehatan) mana mungkin muat rumah sakitnya. Orang itu ada kriterianya," jelas Jibril.

Baca jugaPemprov Jawa Timur Terapkan Libur Corona Selama Dua Pekan

Hasil screening pada situs tersebut akan mencantumkan kriteria kesehatan pengaksesnya. Kriteria pertama disebut gawat darurat. Berarti, orang tersebut harus segera mendapat pertolongan ke rumah sakit.

Kriteria kedua, lanjut Jibril, adalah orang dengan resiko tinggi (tertular Covid-19). Orang pada kriteria tersebut harus segera mengisolasi diri selama 14 hari. Supaya, orang tersebut tidak menularkan Covid-19 kepada orang lai.

"Yang ketiga adalah orang-orang yang tidak memiliki gejala. Tapi juga tetap beresiko tinggi. Itu juga harus diidentifikasi. Itu penting," katanya.

Kriteria terakhir adalah orang-orang yang memiliki gejala penyakit ringan seperti batuk, tapi tidak punya faktor resiko. Jibril mengatakan, orang dengan kriteria tersebut dapat bernafas lega karena memang tidak memerlukan pemeriksaan ke rumah sakit.

Jibril menjelaskan, untuk mendapatkan hasil yang akurat, harus melalui tes dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Tes tersebut seharusnya memang diperuntukkan bagi orang yang memang memiliki gejala Covid-19.

Sebagai informasi, pemerintah pusat juga telah meluncurkan situs terkait penanganan wabah Covid-19. Masyarakat dapat mengakses situs buatan Tim Komunikasi Resiko dan Pelibatan Masyarakat Untuk Penanggulangan Covid-19 itu di laman: covid19.go.id.

Agak berbeda dengan situs lansiran Pemprov Jatim. Situs bikinan pemerintah pusat tersebut memuat pelbagai informasi seputar virus Corona dan pengendaliannya. Bukan situs penyedia sarana deteksi awal bagi pengaksesnya.

1229