Home Ekonomi Pantai di Yogya Sepi, Pelaku Wisata Alih Profesi

Pantai di Yogya Sepi, Pelaku Wisata Alih Profesi

Bantul, Gatra.com - Sejumlah pelaku wisata di pesisir selatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, beralih profesi akibat pagebluk atau wabah Covid-19. Sebagian besar beralih menjadi nelayan dan petani karena pantai saat ini sepi turis.
 
Sebagian besar pelaku yang beralih profesi adalah pemilik rumah makan di sepanjang Pantai Baru, Parangtritis, dan Depok.
 
"Sejak merebaknya Covid-19 dan diterapkannya status tanggap darurat, jumlah wisatawan yang berkunjung nihil," kata Dardi Nugroho, salah satu pemilik rumah makan di Pantai Depok, Rabu (23/4).
 
Sebagai upaya agar dapur tetap ngebul, ia beralih profesi menjadi nelayan. Profesi itu menurutnya sudah ditinggalkan sejak delapan tahun lalu.
 
Ia mengatakan, sebagian besar pelaku wisata di sepanjang pesisir selatan Bantul sebelumnya berprofesi sebagai nelayan. Beberapa juga petani lahan pasir.
 
Dardi berkata tidak memiliki kapal karena dijual sebagai modal membuka rumah makan. Alhasil ia kini harus menjadi anak buah kapal di kapal kenalannya.
 
"Dari total hasil tangkapan, sistem pembayarannya berdasarkan bagi hasil, di mana 50 persen untuk pemilik kapal dan sisanya dibagi rata untuk tekong (pengemudi kapal) serta ABK," ujarnya.
 
Soal pendapatan, Dardi mengaku beberapa hari ini hasil tangkapan lumayan bagus, terutama untuk ikan bawal laut. Ikan tersebut dihargai Rp200 ribu per kilogram untuk ikan kualitas bagus dan Rp100 ribu untuk kualitas rendah. Dengan begitu,  pekan ini sehari ia berhasil menangkap 100 kilogram.
 
Hasil tangkapan itu tidak langsung dijual ke pasar, seperti di pasar ikan Pantai Depok. Karena pasar tutup saat wabah Covid-19 ini, sejumlah pengepul mengambil ikan tangkapan tersebut.
 
"Meski nilainya lebih rendah dari pendapatan rumah makan, ini sangat membantu. Saya dan rekan-rekan hanya berharap krisis ini segera selesai," katanya.
 
Alih profesi juga dilakukan Santoso atau biasa dipanggil Srengat, salah satu pemilik rumah makan di Pantai Samas.
 
"Saya memilih menjadi petani dan hasilnya sepadan dengan (hasil dari) rumah makan " jelasnya.
 
Dibantu istrinya, Srengat mengolah lahan pasir seluas 100 meter persegi dan menanam terong. Dalam satu bulan terakhir, Sregat sudah tiga kali panen. 
 
"Setiap panen, minimal dapat dua kuintal dengan harga per kilo terong Rp4000 yang diambil sendiri oleh pembeli," ujarnya.
 
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo membenarkan berkurangnya pengunjung ke berbagai objek wisata di Bantul, terutama di kawasan pantai.
 
"Sebelum penerapan status tanggap darurat, jumlah kunjungan ke kawasan Parangtritis dan Depok mencapai 8-9 ribu orang per hari. Sekarang bisa dikatakan tidak ada (turis) karena imbauan tidak keluar rumah," katanya.
 
Dengan kondisi ini, Kwintarto menilai wajar pelaku pariwisata di sepanjang pantai Bantul beralih profesi.
369